WATULIMO, Radar Trenggalek – Kebijakan penutupan destinasi di Kota Keripik Tempe berimbas signifikan terhadap kondisi fasilitas di dalamnya. Tak terkecuali di area konservasi mangrove di Pantai Cengkrong, Kecamatan Watulimo.
Ketua Pokmaswas Tempat Konservasi Mangrove Cengkrong, Kecamatan Watulimo, Imam Syaifuddin membenarkan, keberadaan wisatawan berpengaruh besar terhadap pengembangan kawasan konservasi mangrove.
Sejak pemberlakuan penutupan destinasi wisata, tak ada satu pun wisatawan yang datang. Akses jalan yang berfungsi untuk wisatawan berkeliling di ekowisata pun menjadi berbahaya. Sebab, kayu-kayunya yang sudah lapuk.
“Tak ada pemasukan sama sekali dari wisatawan. Biasanya didapatkan ketika wisatawan mampir lalu membeli makanan dan minuman,” ujarnya.
Imam mengaku, tak mengetahui sampai kapan kebijakan penutupan destinasi wisata itu terus diberlakukan. Namun, semakin kebijakan itu diperlama, kondisi ekowisata hutan mangrove kian memburuk. (tra/c1/rka/dfs)