KABUPATEN BLITAR– Perkembangan zaman tidak hanya membawa dampak positif terhadap peradaban. Kendati begitu, tren dan gaya masa kini secara tidak langsung turut mengubah budaya dan pola hidup yang memengaruhui kesehatan. Salah satunya tekanan darah tinggi atau hipertensi yang memicu serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, hingga disfungsi seksual.
Spesialis Jantung RSUD Ngudi Waluyo, dr Bagus H. Kuncahyo SpJP mengatakan, ada beberapa faktor pemicu hipertensi. Yakni, faktor genetik dan pola hidup tidak sehat. Dalam dunia medis itu dikenal dengan istilah faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.
“Yang tidak dapat dimodifikasi itu seperti jenis kelamin laki-laki, ras kulit hitam, usia lanjut, dan kelainan genetik,” ujarnya.
Adapun faktor risiko yang dapat dimodifikasi ini sebagian besar akibat pola hidup tidak sehat. Misalnya, merokok, kurang olahraga, obesitas, dan kolesterol tinggi. Untuk penanganannya bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat. “Kalau untuk yang tidak dapat dimodifikasi itu cukup sulit karena faktor genetik,” katanya.
Dia mencontohkan, perempuan memiliki risiko rendah hipertensi atau jantung coroner sebab memiliki hormon estrogen. Namun, risikonya menjadi sama ketika perempuan memasuki masa menopause.
Direktur RSUD Ngudi Waluyo, dr Endah Woro Utami menambahkan, beberapa dekade lalu, kasus hipertensi banyak ditemukan pada usia 40 tahun. Namun dewasa ini banyak orang usia 30-an tahun yang juga mengalami masalah kesehatan ini. “Jadi ada pergeseran, salah satu pemicunya adalah pola hidup yang tidak sehat itu,” katanya.
Menurut dia, selain menjaga pola hidup sehat, masyarakat juga harus mulai peduli dengan kesehatan. Salah satunya rutin periksa ke dokter. Itu juga untuk mencegah komplikasi stroke, jantung, ataupun gagal ginjal. “Saat terdeteksi hipertensi maka bisa dikontrol dengan perilaku ataupun dengan obat,” tuturnya.
Woro menegaskan, menjalankan pola hidup sehat dan rutin periksa adalah keharusan. Bahkan tak berlebihan, itu bisa dijadikan sebagai budaya dengan tujuan meningkatkan usia harapan hidup masyarakat. “Hipertensi itu sederhana karena bisa memicu komplikasi, seperti serangan jantung, stroke dan yang lain,” tandasnya. (hai/c1/wen)