KOTA BLITAR – Vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) belum sepenuhnya meng-cover sapi di Kota Blitar. Indikasinya, masih ada sapi yang belum menerima suntikan dosis pertama. Nah, untuk suntikan kedua, bakal diberikan sebulan setelah dosis pertama.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar Rodiyah tak menampik hal tersebut. “Iya masih ada (yang belum terjangkau vaksin, Red),” katanya, kemarin (9/7).
Dia belum bisa menjelaskan secara detail berapa jumlah sapi yang belum vaksinasi. Pihaknya akan mendata di lapangan. “Nanti kami laporkan kebutuhan vaksinnya. Namun, kami juga tidak bisa memastikan yang datang berapa. Kami terima sesuai yang dikirim,” ujar perempuan berjilbab itu.
Vaksinasi dosis pertama dilaksanakan akhir Juni lalu. Sebanyak 869 ekor sapi berhasil disuntik. Mayoritas adalah sapi budi daya atau sapi ternak. Sesuai ketentuan, sapi yang divaksin harus sehat. Tidak sedang atau akan dipotong dan dijual ke luar daerah. “Kalau dijual untuk dipelihara lagi nggak masalah. Kalau dijual ke luar daerah kan juga nggak boleh. Masih dilarang,” jelasnya.
Vaksinasi PMK merupakan salah satu upaya untuk menekan persebaran virus penyebab PMK. Vaksinasi berguna untuk meningkatkan kekebalan sapi. Diharapkan sapi menjadi lebih kebal penyakit, khususnya PMK. (sub/c1/wen)