BLITAR – Streetwear menjadi salah satu gaya berpakaian yang mulai mendunia awal 90-an. Kultur gaya berpakaian tersebut tumbuh dari skema musik punk dan skateboard.
Nah, beberapa tahun terakhir, streetwear mulai kembali ramai. Bahkan tak sedikit kaum hawa yang juga gandrung dengan gaya tersebut. Kondisi itu semakin diperkuat banyak brand pakaian yang mengadopsi gaya streetwear.
Almira Agustina, salah seorang penggemar fashion streetwear mengaku sudah cukup lama mengenal gaya tersebut. Itu berawal dari kesukaannya dalam skema musik underground. Dari hal tersebut, banyak memengaruhi gaya berpakaiannya sehari-hari. Salah satu ciri berpakaian tersebut cenderung fleksibel. Sebab, bisa dipakai dalam acara apa pun. “Gaya berpakaian tersebut cocok dengan kepribadianku yang bebas,” ungkapnya.
Ming-ming, sapaannya, mengatakan gaya berpakaian tersebut monokrom. Karena didominasi hitam dan putih. Selain itu, gambar sablon diadaptasi dari beberapa genre musik 90- an. Apalagi dipadu padankan dengan sepatu yang bertema oldschool. Wanita ramah itu tak menampik ada orang yang beranggapan fashionstreetwear kurang sesuai dengan adat ketimuran.
“Itu hak mereka untuk menilai cara berpakaian, yang penting selama tidak merugikan orang lain ya kenapa harus membatasi diri buat berekspresi,” ujarnya.
“Selama pakaian itu nyaman buat aku, dan sesuai sama tempatnya why not?,” imbuh pemilik anxiety itu. Amira juga mengajak kaum muda untuk membeli produk original. Selain itu memilih produk lokal. Sebab, kualitas tidak jauh beda dengan brand ternama dunia. (ryo/c1/wen/dfs)