TULUNGAGUNG – Berdasarkan tinjauan disdikpora pada Minggu (9/10) lalu, kerusakan infrastruktur dan sarana prasarana penunjang pembelajaran dialami beberapa sekolah yang terdampak bencana alam. Mulai dari kursi dan meja yang hanyut diterjang banjir hingga tembok sekolah ambrol akibat tanah longsor.
Sekertaris Disdikpora Tulungagung Syaifudin Juhri mengatakan, bencana alam banjir yang menerjang SDN 2 Ngentrong, Kecamatan Campurdarat, menggenang setinggi lutut di halaman sekolah dan masuk ke seluruh ruangan sekolah termasuk musala. Kondisi ruang kelas sangat kotor akibat lumpur yang ikut masuk bersama air. Banjir tersebut juga membuat pintu gerbang sekolah keluar dari rel karena terjangan air dan sampah dari sungai. Tembok pembatas bagian timur pun ambrol kerena tingginya curah hujan di wilayah tersebut.
Berbeda dengan SDN 1 Ngunggahan, Kecamatan Bandung, air masih menggenang di halaman sekolah setinggi mata kaki. Hal itu dikarenakan tidak adanya aliran keluar bagi genangan air, sedangkan kondisi dalam kelas bersih dan tidak ada kerusakan sama sekali.
Lalu, pada SDN Talun Kulon 1, Kecamatan Bandung, genangan air yang sebelumnya menggenang di halaman sekolah sudah mulai menyurut. Namun, kondisi halaman sekolah penuh dengan lumpur bekas genangan air setinggi atas lutut. “Kemudian kondisi dalam kelas sedikit berlumpur dan tidak ada kerusakan,” katanya.
Genangan air di SDN 1 Besole, Kecamatan Besuki, sudah surut. Kondisi halaman sekolah kotor karena penuh dengan lumpur. Meski telah surut, terdapat bekas air menggenang di halaman sekolah setinggi satu meter hingga ke dalam ruangan kelas. Dampak dari bencana banjir di sekolah tersebut yakni beberapa meja dan kursi hanyut berserakan di halaman sekolah.
Selaras dengan kondisi di SDN 3 Besole, Kecamatan Besuki. Kondisi halaman di SDN 3 Besole penuh dengan lumpur, batu, dan sampah yang berserakan. Genangan air telah surut, tetapi juga terdapat bekas air yang menggenang setinggi atas mata kaki. Air dan lumpur masuk ke dalam seluruh ruangan sekolah termasuk perpustakaan. Keadaan lantai di seluruh ruangan sangat kotor kerena sisa lumpur. Akibat bencana tersebut, terjadi beberapa kerusakan seperti beberapa buku di perpustakaan basah, hanyut, rusak terkena lumpur, dan beberapa kursi hanyut ke sawah.
Kemudian untuk SDN Siyotobagus, Kecamatan Besuki, genangan air yang sebelumnya menggenang di halaman sekolah telah surut. Kondisi halaman sekolah kotor dan berlumpur. Tidak ada kerusakan pada bencana banjir yang sempat merendam SDN Siyotobagus tersebut.
Bencana banjir yang menerjang SMPN 1 Besuki, Kecamatan Besuki, mengakibatkan genangan air setinggi satu meter. Genangan air tersebut masuk ke seluruh ruangan yang ada di sekolah. Pagar pengaman di area SMPN 1 Besuki yang berada di sebelah timur roboh kurang lebih sekitar 60 meter.
Berbeda dengan SDN 2 Kedungsoko, Kecamatan Tulungagung, bencana tanah longsor yang menerjang SDN 2 Kedungsoko mengakibatkan dinding sekolah mengalami kerusakan atau ambrol. “Hasil laporan dari SMPN 2 Besuki masih belum ada,” pungkasnya. (mg2/c1/din)