TULUNGAGUNG – Desa Macanbang, Kecamatan Gondang, merupakan salah satu lokasi yang menjadi daerah lokus stunting di Tulungagung. Di wilayah tersebut, setidaknya ditemukan 16 anak dengan kasus kurang gizi. Hingga kini terus ditangani dan ada lima anak berhasil lepas dari kasus itu.
Kepala Puskesmas Gondang Siti Munawaroh mengatakan, lepas stunting merupakan anak yang sembuh. Anak yang lulus usia stunting merupakan anak yang telah berusia lebih dari 5 tahun. “Yang dua itu lepas stunting karena berat badannya berhasil naik dan yang tiga lulus karena usia,” jelasnya kemarin (25/8).
Lanjut dia, apabila ditemukan kasus stunting pada anak berusia di bawah satu tahun, maka keberhasilan penanganannya akan lebih tinggi. Namun, jika terdapat penemuan stunting pada anak berusia dua tahun ke atas, maka penanganannya lebih sulit.
Sementara itu, bantuan dari pusat untuk penanganan stunting pada wilayah lokus stunting di Macanbang sebanyak 1 minggu sekali setiap Rabu. “Kecuali, misalnya ada penyakit penyerta dan kemudian diketahui bahwa penyakitnya diobati, itu sangat membantu. Tapi, kalau murni karena pola asuh dan pola makannya itu sulit, karena pada dua tahun ke atas sudah terbentuk karakter pola makannya,” ucapnya.
Selain penanganan secara medis, dukungan dari orang tua dan pihak keluarga merupakan faktor terpenting dalam penangan kasus stunting. Akan percuma jika penanganan stunting tersebut tidak mendapatkan dukungan dari pihak keluarga. “Kita sudah merujuk ke rumah sakit dari pagi sampai pukul 16.00, tapi keluarganya tidak mau tahu. Itu banyak yang gitu,” paparnya.
Dia mengaku telah menjadwalkan penimbangan stunting sebanyak empat kali dalam satu bulan. Pelaksanaan penimbangan dilakukan setiap Rabu. Tidak hanya penimbangan, pada pelaksanaan tersebut juga terdapat bantuan telur dan bantuan susu Ultra High Temperature (UHT). “Setelah itu langsung pelaporan langsung ke kementerian, lalu setiap satu bulan sekali kita ada evaluasi dari pihak-pihak terkait, seperti yayasan Habibie Center,” ungkapnya.
Anak atau balita stunting akan terus mendapatkan penanganan baik dari pihak posyandu, puskesmas atau rumah sakit, hingga anak tersebut lulus stunting atau lulus berdasarkan usia.
Menurut dia, porsi perawatan anak stunting berbeda-beda. “Tergantung individunya, masing-masing anak tidak sama penanganannya. Masalah itu sangat pelik dan sangat individual sekali penanganannya,” ujarnya. (mg2/c1/din)