TULUNGAGUNG – Sella Putri Rahayu merupakan gamers berusia 22 tahun. Tak hanya kalut dalam bermain game, warga Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru, ini dapat menghasilkan Rp 6 juta setiap bulan dari aplikasi jasa main bareng (mabar).
Awal mula Sella Putri Rahayu menyukai game, ketika dia dibelikan game console PlayStation 1 oleh orang tuanya. Dari situlah, Sella mulai mengenal dunia game dan kesukaannya dengan dunia game berkelanjutan hingga sekarang. Kini dia sedang memainkan game mobile yang marak di kalangan anak muda. Game yang dimainkannya yakni game moba seperti Mobile Legends dan game survival seperti PUBG Mobile. “Kalau sekarang itu lagi suka main game Mobile Legends dan PUBG mobile,” jelasnya Kamis (17/3).
Dia menambahkan, dalam satu hari bisa menghabiskan sekitar 12 jam untuk memainkan game mobile tersebut, bermula pada pukul 18.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB.
Menurut dia, saking asyiknya memainkan game putaran waktu terasa berlalu begitu saja. Dia baru menyadari waktu yang telah dihabiskan saat bermain game ketika mendengar suara azan Subuh. “Tandanya itu azan Subuh, Mas. Kalau sudah mendengar azan Subuh berarti sudah pagi. Tapi juga sering terus main sampai jam 9 pagi,” ujarnya.
Dia mengaku, dengan memanfaatkan hobinya yang gemar memainkan game mobile, dirinya pun membuka jasa main bareng di salah satu aplikasi. Dengan demikian, waktu yang telah direlakan untuk bermain game tidak terbuang semata hanya untuk bersenang-senang dalam dunia game. Dengan membuka jasa main bareng tersebut, dalam satu bulannya dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah sekitar Rp 6 juta. “Ya karena sudah hobi, jadi ya sekalian cari di mana kesempatannya biar dapat untung. Akhirnya ketemu jasa main bareng ini,” paparnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, dalam aplikasi jasa main bareng tersebut para pengguna aplikasi diharuskan top up menggunakan uang, kemudian hasil dari top up ditukarkan dengan coin yang ada di aplikasi tersebut. Ketika sudah memiliki coin, pengguna aplikasi jasa main bareng tersebut bisa order untuk mendapatkan layanan jasa main bareng. Dia mengaku menekuni jasa main bareng sudah sekitar 9 bulan yang lalu. “Jadi jasa main bareng itu hanya dengan suara seperti orang telepon gitu, tapi bedanya sambil main game,” ungkapnya.
Disinggung terkait stigma negatif dengan bermain game, dia mengaku, sesuatu yang dilakukan itu tidak ada yang negatif asal bisa mencari manfaat dari apa yang dilakukan, salah satunya yaitu dengan bermain game. Menurut dia, banyak peluang positif dan bisa menghasilkan dari memainkan game. Seperti menjadi pro player, streamer game, ataupun jasa main bareng seperti dirinya. “Kalau segala sesuatu dilihat sisi negatifnya, ya hal lain pun juga ada dampak negatifnya, tidak hanya game,” pungkasnya. (*/c1/din)