TULUNGAGUNG – Selama ini lukisan kaligrafi sering dibuat dengan pena khusus di atas kertas atau diukir pada kayu dan tripleks. Namun, cara Andik Priyo Budi Utomo, 35, melukis berbeda. Pria asal Desa Sumberejo Kulon, Kecamatan Ngunut ini membuat lukisan kaligrafi dengan lem bakar dan kertas prada. Alhasil, nilai jual pun tinggi dan diminati hingga luar negeri.
Andik Priyo Budi Utomo mengenal seni kaligrafi belum lama. Bahkan, bapak satu anak yang sering disapa Andik ini, mempelajarinya secara otodidak. Namun, hasil kreasinya tak kalah indah dengan anak pondokan yang notabene sering bergelut dengan tulisan arab.
Ditemui dirumahnya, Andik sedang menyelesaikan salah satu pesanan lukisan kaligrafi. Dia dengan terampil, menggerakkan lem bakar (lem tembak) di atas kain beludru. Perlahan lem yang dipanaskan tersebut membentuk lukisan kaligrafi mengikuti pola yang sudah dia bentuk lebih dulu.
“Sebelum kering sempurna, dipanasi permukaan lemnya. Biar permukaannya bisa lebih halus,” katanya sambil mengerjakan.
Tak lama, Andik berdiri. Dia mengambil kertas prada warna emas yang disimpan di dekat pintu ruang tamu. Setelah itu, kertas tersebut dia gosokkan ke permukaan lem. Alhasil, tulisan kaligrafi yang dibuat Andik menyala indah berwarna emas. Mirip kuningan yang baru digosok.
“Sekilas mirip kuningan ya. Tapi ini dari lem saja,” tambahnya.
Pria berusia 35 tahun ini, mengatakan usaha yang ditekuninya masih seumur jagung. Yakni tepatnya pada 2019 lalu. Kendati begitu, karya Andik banyak dilirik. Lantaran karyanya sekilas mirip produk logam, tapi harganya jauh lebih murah.
“Alhamdulillah pemesan terus mengalir. Bahkan pernah kirim ke luar negeri. Seperti Taiwan, Malaysia, dan lainnya,” jelasnya.
Sejauh ini, Andik tak mengalami kesulitan berarti. Karena dia menyukai hal yang berbau seni. Bahkan saat muda, dia pernah membuat sketsa wajah dari pensil dan laku dijual. Hingga akhirnya memutuskan untuk menjadikan lahan penghasilan.