TRENGGALEK – Masyarakat di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan dan sekitarnya, tampaknya bisa sedikit bernafas lega. Setelah menunggu sekitar empat tahun, kini jalan kabupaten di desa tersebut yang berubah menjadi arena off-road ketika hujan, telah diperbaiki. Hanya saja, warga tetap khawatir kondisi jalan kembali rusak karena sewaktu-waktu kendaraan bertonase besar bisa melintas.
Hal ini terlihat kemarin (20/7), alat berat sudah ada di lokasi untuk memulai pengaspalan. Dimungkinkan, proses pengaspalan tersebut memerlukan waktu beberapa minggu mengingat panjangnya jalan yang rusak. Melihat hal tersebut, warga sekitarnya cukup antusias, hingga sabar melintasi lokasi jalan yang sedang proses pengaspalan. Sebab, ketika pengerjaan, jalan hanya biasa dilalui dari satu arah secara bergantian. “Syukurlah sudah mulai diperbaiki. Sebab, sejak 2018 lalu kami sudah beberapa kali mengirim surat ke pemkab agar jalan ini diperbaiki,” ungkap Kepala Desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan, Mulyanto.
Dia melanjutkan, kendati demikian, pelaksana kegiatan serius dalam melakukan pekerjaan pembangunan jalan tersebut, bukan asal mencari keuntungan semata. Tujuannya tidak lain agar kualitas jalan yang dibangun tetap terjaga dan bisa bertahan lama ketika dilalui masyarakat. Sebab, berkaca dari pembangunan jalan di lokasi lain, dengan alasan berbagai faktor jalan tersebut mudah rusak dan tidak enak jika dilalui. “Memang ini bukan jalan besar, tapi jalan ini menjadi akses warga sini yang sangat vital. Karena itu, kami minta kepada pekerja jangan seenaknya membangun agar awet,”harapnya.
Di samping itu, masyarakat desa juga berharap jalan tersebut sesuai peruntukannya. Dengan demikian, setelah selesai dibangun nanti, diharapkan pemkab memasang rambu-rambu batasan kendaraan yang melintas sehingga kendaraan bertonase besar seperti truk gandeng tidak melintas di jalan tersebut. Sebab, jika melintas, jalan dipastikan akan mudah rusak seperti yang terjadi empat tahun lalu.
Itu perlu dilakukan. Apalagi, berdasarkan pengamatan masyarakat, lapisan aspal yang digelar pada jalan tersebut cukup tebal, yaitu sekitar 25 sentimeter bahkan lebih. Dari situ, diharapkan ketika sudah dibangun, di pinggir jalan juga dikasih urukan. Agar jarak jalan dengan tanah dasar tidak terlalu tinggi karena bisa mengakibatkan masyarakat pengguna jalan yang menaiki sepeda motor tergelincir. “Karena itu, kami akan mengawasi proses pembangunannya dan memeliharanya jika sudah selesai,” jelas pria yang akrab disapa Yanto ini. (jaz/c1/rka)