TULUNGAGUNG – Petugas kepolisian Polres Tulungagung disibukkan dengan kejadian seseorang yang meninggal dunia secara beruntun kemarin (28/3). Dalam sehari kemarin terjadi tiga orang meninggal dunia dengan kejadian dan tempat berbeda. Tiga kejadian itu di Kecamatan Sumbergempol, Kedungwaru, dan Rejotangan.
Musibah pertama dialami oleh Sumini warga Desa Tenggur Kecamatan Rejotangan yang ditemukan mengapung di kolam ikan di belakang rumahnya. Peristiwa ini terjadi pukul 07.00 WIB Samino pemilik kolam akan memberi makan ikan peliharaan. Namun saat di area kolam, dia dikagetkan sosok perempuan dengan posisi tubuh terlentang serta kepala menghadap ke timur kolam.
“Samino yang mengetahui pertama kali kejadian Sumini tenggelam, dia langsung meminta pertolongan kepada warga lain yakni Purnomo yang berada tidak jauh dari lokasi. Dua warga itu melaporkan ke Polres Rejotangan,” ujar Kapolsek Rejotangan AKP Hery Poerwanto.
Polsek langsung mendatangi lokasi kejadian yang telah ramai oleh warga sekitar. Mereka menunggu pihak unit inafis Polres Tulungagung untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut. Hasilnya, diduga Sumini terpeleset ketika melewati kolam ikan tersebut. Hingga akhirnya ditemukan tewas dalam kondisi mengapung.
Saat dikonfirmasi di lokasi kejadian, Kepala Desa Tenggur Zaenal Fanani mengaku, awalnya warga yang mengetahui jenazah korban di kolam ikan mengira adalah boneka. Tapi setelah mengetahui ada sepasang sandal, warga menyadari bahwa itu merupakan tubuh seseorang.
Dia sempat meminta keterangan anak korban, jika dini hari korban masih berada di kamarnya. Namun saat subuh ketika mau membangunkan korban sudah tidak ada di kamarnya. Akhirnya keluarga mencari korban hingga ditemukan mengapung di kolam ikan gurami.
“Saya memperkirakan korban tenggelam sejak tiga sampai dua jam sebelum ditemukan. Korban memiliki riwayat darah tinggi,” pungkasnya.
Setelah kejadian itu, pada pukul 09.00 WIB pihak medis RSUD dr Iskak bergegas di warung makan di Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, untuk mengevakuasi Sukadi yang tiba-tiba menghembuskan nafas terakhirnya. Padahal pria 73 tahun itu ke warung hendak sarapan.
Menurut pemilik warung yang bernama Banu, 65, bila korban datang ke warung sekitar 08.00 WIB. Saat itu korban langsung duduk dan memasan makanan. Namun belum sampai menyantap makanannya, korban tiba-tiba terjatuh tidak sadarkan diri. Banu langsung menghubungi RT setempat dan langsung melaporkan kepada Polsek Kedungwaru. Diketahui korban bukan berasal dari warga setempat.
“Korban berasal dari Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru. Saya tidak mengenalnya dan hanya tahu korban bekerja sebagai sopir di dekat warung saya. Saya kaget tiba-tiba kakek itu tiba-tiba terjatuh setelah memesan makanan,” terang Banu.
Sementara itu, kerabat korban yang datang ke lokasi, Marsiyah mengungkapkan, bahwa akhir-akhir ini Sukadi memang mengeluh sesak nafas dan darah tinggi. Sebelumnya pernah diperiksa ke dokter, jika dia didiagnosa kena asam lambung. “Korban sehari-hari tinggal sendirian di rumah. Sehari-hari korban bekerja dari 07.30 hingga 14.00 WIB,” ungkapnya.
Petugas RT setempat melaporkan kejadian ini ke petugas Polsek Kedungwaru untuk melakukan olah kejadian. Sedangkan tim medis dari RSUD dr Iskak Tulungagung membawa jenazah korban ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kejadian terakhir dialami oleh Djarman, warga Desa Sambirobyong, Kecamatan Sumbergempol. Dia tewas usai bekerja mengangkut pasir di aliran sungai Brantas pukul 08.30 WIB. Namun Sebelum meninggal dunia, truk yang dikendarai sempat terguling dan korban sempat mengeluh jika dia merasa pusing hingga akhirnya tidak bernyawa.
“Musibah ini berawal saat Djarman dengan Kades Sambirobyong yakni Gus Munip dan dua rekannya sedang mengangkut pasir yang berlokasi di pinggir Sungai Brantas masuk Desa Sambirobyong. Rencananya pasir tersebut akan dibawa pulang kerumah korban,” ujar Kapolsek Sumbergempol AKP I Nengah Suteja.
Namun ketika truk telah terisi penuh oleh pasir, pria 70 tahun itu berencana untuk pulang dan menurunkan pasir di rumahnya. Memang Djarman sehari-hari bekerja sebagai pengangkut pasir di aliran Sungai Brantas. Ketika korban sedang diperjalanan hendak pulang tiba-tiba truk yang dikemudikannya tidak kuat menanjak. Tepatnya di tanjakan dekat pemakaman umum Desa Sambirobyong, lalu truk yang dikemudikan Djarman berjalan mundur dan terguling di dekat tanjakan tersebut.
Syukurnya Djarman selamat dari tragedi tersebut, tidak berselang lama dia merasa jika dirinya pusing. Mendapati hal itu, kades setempat bersama kedua rekannya langsung membawa korban ke rumahnya untuk istirahat. Setelah itu korban diberi minum dan diminta untuk beristirahat sejenak. Namun tidak disangka, tiba-tiba korban justru tidak sadarkan diri saat sedang beristirahat.
“Anak korban dan kades yang mengetahui kejadian tersebut langsung melaporkannya ke Polsek Sumbergempol sekitar pukul 09.30 WIB. Ketika diperiksa oleh unit Inafis tidak ada tanda-tanda kekerasan. Namun ada bekas luka di beberapa bagian tubuhnya yang diduga karena keluar dari truk yang terguling,” pungkasnya.(jar/din)