TUGU, Radar Trenggalek – Tidak banyak orang yang pandai merajut, hingga karyanya bernilai tinggi. Selain butuh ketelatenan, harus paham perkembangan zaman yang membuatnya diminati pasar. Hal inilah yang membuat beberapa ibu rumah tangga (IRT) bergabung dalam Komunitas Rajut Trenggalek.
Di salah satu rumah yang berada di Desa Gondang, Kecamatan Tugu, terlihat beberapa wanita sedang sibuk menggunakan benang rajut. Tangan mereka begitu terampil dalam mengaitkan benang untuk menjadi rajutan.
“Untuk pesanan terbanyak saat ini adalah rajut untuk konektor hijab sebagai suvenir pernikahan, kendati ada pesanan bentuk lain. Makanya saat ada waktu luang kami berkumpul untuk mengerjakannya,” ungkap salah satu anggota Komunitas Rajut Trenggalek, Triana Ratnaninggsih.
Komunitas ini merupakan tempat berbagi ilmu dan keterampilan sekaligus pengetahuan para IRT yang ingin mengembangkan diri dalam merajut daripada hanya sekadar mengobrol dan daripada bergibah.
Yuli, salah satu anggota dari Desa/Kecamatan Pule menambahkan, proses pembuatan sama seperti membuat rajut pada umumnya, seperti memilih benang rajut. Jenis benang yang digunakan adalah wool karena nyaman dipakai.
“Untuk masker kami mematok harga Rp 8 ribu hingga Rp 12,5 ribu setiap buahnya. Namun harga itu bisa berkurang jika pesanan banyak. Saya takut jika membuka promosi, banyak yang memesan tapi tidak bisa memenuhinya,” jelas Yuli. (jaz/rka/dfs)