TULUNGAGUNG- Dari total pagu Rp 3,069 triliun (T) anggaran pendapatan dan belanja daerah (ABPD) Tulungagung, masih terserap 28,98 persen pada semester pertama tahun anggaran 2022 ini.
Kepala Bidang Akuntansi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Tulungagung, Arifin membeberkan, pagu APBD tersebut telah terealisasi Rp 889 miliar (M) .
Masih sedikit serapan pada semester pertama, salah satunya lantaran masih rendahnya serapan di belanja modal. Karena kini masih banyak pengadaan kegiatan infrastruktur dalam proses tender. Bisa saja meskipun sudah dalam tahap tender, tapi masih dalam proses pengerjaan sehingga belum mengajukan pembayaran atau bahkan ada yang belum melaksanakan proses pengadaan sama sekali sampai semester pertama ini. Utamanya pada dinas teknis yang memiliki banyak kegiatan fisik, kini untuk pembangunan infrastruktur masih rendah sekali serapannya.
Menurut dia, serapan anggaran tersebut ternyata cukup bagus apabila dibandingkan dengan daerah lainnya di Provinsi Jawa Timur (Jatim). “Keadaan seperti itu pada semester pertama bisa dikatakan hal yang normal,” akuinya.
Ketika berkaca pada tahun anggaran 2021 kemarin, diketahui serapan anggaran sampai akhir tahun yakni 90,18 persen. Tahun ini ditargetkan serapan anggaran pada akhir tahun paling tidak seperti tahun kemarin. Namun, karena proses pengadaan lumayan banyak memungkinkan serapan anggaran tidak bisa mencapai 100 persen.
Dia mengatakan, anggaran yang tidak terserap pada akhir tahun nantinya menjadi sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenan (SILPA). SILPA ini digunakan untuk penganggaran pada tahun berikutnya. Ada dua jenis SILPA. Yakni, SILPA yang bersifat terikat dalam artian harus diperuntukkan sesuai dengan pagu asalnya. Serta, SILPA yang bersifat bebas, yang akan dialokasikan sesuai dengan prioritas penggunaan anggaran sendiri. “SILPA bersifat terikat, contohnya dana cukai. Jadi bisa digunakan pada tahun anggaran selanjutnya, tapi hanya untuk kegiatan yang dibiayai dana cukai,” ungkapnya. (mg1/c1/din)