TULUNGAGUNG – Hujan deras mengguyur Kota Marmer lima hari ini memicu genangan lumpur di ruas jalan Desa Besole, Kecamatan Besuki. Mengetahui hal itu, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo bersama rombongan, merespons dengan meninjau langsung ruas jalan sepanjang 30 meter yang menjadi kubangan lumpur pada Selasa (15/2) kemarin.
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengatakan, kondisi serupa juga terjadi di ruas jalan Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat. Kedua ruas tersebut kerap tergenang lumpur saat hujan turun dengan intensitas tinggi. Hal ini dipengaruhi kondisi hutan yang berada di sekitar desa tersebut tak kuat menahan derasnya air yang turun karena tegakan penahan sedimen berkurang setiap tahun.
“Di atas (pegunungan) pohon sebagai penahan sedimentasi berkurang sehingga ini perlu sosialisasi lingkungan. Agar ekologi tertata dan tidak terjadi bancar dan genangan seperti ini,” katanya.
Pria nomor satu di lingkup Pemkab Tulungagung ini menjelaskan, dalam penanganan banjir ini, pihaknya langsung menerjunkan alat berat berupa ekskavator. Alat tersebut untuk membersihkan lumpur yang menutup jalan, agar tidak membahayakan pengguna jalan yang melintas.
“Saluran pembuangan ada. Namun tak berjalan optimal karena juga tertutup sedimen. Jadi nanti juga akan dinormalisasi,” jelasnya.
Tak ingin bencana tersebut terulang, dia mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan. Masyarakat boleh menanam jagung atau lainnya, namun juga harus memperhatikan sabuk gunung pembatas, dengan menanam pohon berakar tunggang dan bisa ikut menahan sedimen. Karena, apabila air bercampur lumpur terus menggenang jalan, itu bisa merusak aspal dan menganggu akses masyarakat.
“Aspal itu musuhnya adalah air. Jika kondisi tersebut berlarut, maka aspal bisa rusak,” tuturnya.
Dia berjanji akan melakukan perbaikan pada ruas jalan yang rusak tersebut. Namun untuk solusi jangka panjang, perlu adanya koordinasi dengan para pemangku kepentingan, termasuk Perhutani.
“Semua harus ikut andil dalam penanganan ini. Tak hanya perbaikan infrastruktur, tapi juga harus sering mengingatkan masyarakat tentang kesadaran terhadap lingkungan dengan melakukan reboisasi,” tandasnya.
Sejalur dengan kegiatan peninjauan jalan rusak tersebut, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo menghadiri sosialisasi Kampung Zakat di Desa Besole, Kecamatan Besuki.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas PUPR Kabupaten Tulungagung Robinson Nadeak membenarkan jika jalan di daerah perbatasan Kecamatan Campurdarat-Besuki memang telah terjadi sedimentasi di saluran air. Maka dari itu, pihaknya menerjunkan alat berat untuk mengeruk saluran air yang tertutup sedimentasi.
“Kami akan segera perbaiki saluran air agar aliran yang dilalui segera lancar saat musim hujan. Selain itu, kami juga akan segera perbaiki jalan yang rusak,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, memang daerah tersebut sudah sedikit sekali pohon. Malah sebagian besar digunakan masyarakat untuk bercocok tanam. Maka dari itu, perlu kesadaran bersama untuk menjaga lingkungan dan harus ada koordinasi dengan Perhutani untuk melakukan reboisasi dengan menanam pohon yang memiliki akar tunggang. Agar mampu menahan sedimen dan sebagai sabuk gunung pembatas.
Dia melanjutkan, sebenarnya setiap tahun pihaknya melakukan pemeliharaan jalan di Tulungagung. Tahun ini pihaknya menganggarakan Rp 3 miliar untuk pemeliharaan jalan. Kini pihak PUPR akan evaluasi, dan selanjutnya proses pemeliharaan jalan. “Sebenarnya kondisi jalan Campurdarat-Besuki masih baik. Namun memang ada beberapa ruas jalan yang berlubang. Sedangkan untuk mengatasi banjir di jalan tersebut, pihaknya akan mengeruk saluran air sedalam satu meter,” pungkasnya. (li/jar/c1/din)