ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Tuesday, March 28, 2023
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
No Result
View All Result
Home Sosok

Trik Ala Rezki Asrofi, untuk Menghindari Pening Saat Menari Sufi

by Ma'rifatul Falakh
in Sosok
0

TULUNGAGUNG – Tari sufi atau tarian dengan gerakan memutar ini merupakan tarian penuh makna. Perlu menemukan titik fokus agar tidak sakit kepala saat menarikan tarian tersebut. Seperti dilakukan Rezki Asrofi.

Dia mulai tertarik berlatih tari sufi sejak tahun 2018 lalu. Berawal dari bergabung dengan ekstrakurikuler tari sufi di pondok tempatnya mengenyam pendidikan keagamaan. Dari situ, dia mulai menekuni tarian tersbut hingga sekarang. “Karena penasaran dengan tarian memutar itu, saya memutuskan untuk bergabung,” jelasnya kemarin (11/8).

Awal berlatih tarian dengan gerakan memutar itu, membuat Rezki, sapaan akrabnya, sempat merasakan sakit kepala dan pegal di pergelangan kaki. Namun, masalah tersebut berangsur membaik dengan seringnya berlatih. “Selang empat kali pertemuan, pusing itu mereda. Tapi kalau kelamaan memutar, di pergelangan kaki pegal gitu, Mas,” paparnya.

Pada gerakan tari sufi, saat berputar perlu menemukan titik fokus agar tidak merasakan sakit kepala. Kebanyakan titik fokus yang sering digunakan penari sufi yakni berfokus pada kuku ibu jari tangan kanan. Baru setelah menemukan titik fokus, sakit kepala yang dirasakan saat menari tarian sufi mereda. “Setelah tahu tekniknya, sakit kepala dan pegal di pergelangan kaki itu semakin mereda. Jadi tetap perlu latihan agar bisa melakukan gerakan tari sufi itu,” ucapnya.

Durasi gerakan memutar pada tari sufi tergantung musik pengiring dan event-event yang diikuti. Dia biasanya dapat melakukan gerakan memutar selama 30 menit lebih. “Tergantung musiknya, biasanya musik gambus itu. Kalau tampil di acara-acara pernikahan dari 15 sampai 30 menit, tapi kalau di event besar seperti Hari Santri kemarin itu bisa lebih dari 30 menit,” paparnya.

Selama empat tahun menekuni tari sufi, pria asal Desa Tanggulkundung, Kecamatan Besuki, ini sering diundang pada acara pernikahan dan peringatan hari Islam lainnya. Dia tidak pernah memasang tarif saat ada yang memintanya untuk mengisi dalam sebuah acara. Dalam satu kali tampil, dia biasanya mendapatkan upah sebesar Rp 250 ribu. “Saya tidak pernah mematok harga untuk tampil, seberapa pun yang diberikan dari pemilik acara, saya terima. Acara terakhir itu saya dapat sekitar Rp 250 ribu untuk satu kali tampil,” ungkapnya.

Padahal, kostum yang digunakan untuk menari tarian sufi dibanderol dengan harga Rp 500 ribu tiap kostum. Biasanya, kostum-kostum tersebut dibuatkan penjahit karena jarang ada penjual kostum tari sufi. Kostum yang digunakan terdiri dari sikke atau topi panjang, hirka atau tunik, dan tennur atau semacam rok atau bawahan yang lebar melingkar. “Sering jahit sendiri, karena jarang penjual kostum tari sufi itu. Kalaupun ada, harganya mahal dan bahannya belum tentu cocok,” tutupnya. (*/c1/din)

 

 

Tags: kabupaten tulungagungkota tulungagungpenari sufi tulungagungperistiwa tulungagungradar mataramanradar tulungagungRezki Asrofitulungagungtulungagung hari initulungagung update
ShareTweetSendShareShare

Leave a Reply Cancel reply

Connect with:
Facebook Google Twitter

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Call us: +1 234 JEG THEME
No Result
View All Result
  • Home
  • Politics
  • Sports
  • Travel

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.