TULUNGAGUNG – Kurikulum merdeka belajar bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi dunia kerja. Namun terdapat beberapa kendala dalam penerapan kurikulum merdeka belajar tersebut. Salah satunya yaitu perlu adanya memorandum of agreement (MOA) antara lembaga pendidikan.
Pengamat Pendidikan, Nur Isroatul Khusna mengatakan, munculnya kurikulum merdeka belajar itu terjadi lantaran adanya kedaruratan dalam dunia pendidikan saat pandemi Covid-19. Dengan munculnya kurikulum merdeka belajar tersebut, peserta didik dibebaskan serta diberikan ruang untuk memilih program pembelajaran sesuai dengan minatnya. Namun tidak semua program pembelajaran dapat di pilih untuk diikuti oleh peserta didik. “Tapi tidak semua program bisa dipilih oleh peserta didik, hanya ada beberapa program yang bisa dipilih karena adanya beberapa keterbatasan dari lembaga pendidikan,” jelasnya kemarin (28/6).
Lanjut dia, sedangkan untuk kelemahan pada kurikulum merdeka tersebut yakni keterbatasan lembaga pendidikan dalam menyediakan program pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum merdeka. Lembaga pendidikan di Tulungagung masih belum begitu siap untuk menerapkan kurikulum merdeka belajar tersebut. Hal itu lantaran perlunya MOA antara lembaga pendidikan dengan instansi lainnya. “Contoh misalnya mahasiswa dalam satu semester itu 24 SKS, nah itu ada 6 SKS yang menganjurkan mahasiswa untuk melakukan pembelajaran diluar seperti magang di pabrik atau di lembaga pendidikan lain seperti pertukaran pelajar. Itukan butuh kesepakatan antar kedua belah pihak dan untuk melakukan itu membutuhkan waktu yang lebih,” paparnya.
Dia menambahkan, kurikulum merdeka belajar tersebut sangat menguntungkan bagi peserta didik, karena dapat meningkatkan skill dan minat dari peserta didik. Namun di sisi lain, untuk menerapkan hal tersebut pihak lembaga pendidikan membutuhkan lebih banyak waktu agar bisa menjalin kerja sama antar instansi lain. “Kendalanya itu yaitu kesiapan lembaga pendidikan dalam menyiapkan regulasi itu. Kalau bicara manfaatnya, sangat jelas sekali manfaatnya karena peserta didik bisa terjun langsung untuk menerapkan teori-teori yang diperolehnya,” ucapnya.
Dia mengaku, kurikulum merdeka belajar tersebut sangat bagus untuk perkembangan belajar peserta didik. Selain peserta didik bisa terjun langsung untuk mengembangkan minat dan skillnya, peserta didik juga dapat mempelajari dan mengabdi langsung ke masyarakat. Dengan adanya kendala dalam penerapan kurikulum merdeka belajar, sangat dimungkinkan adanya revisi kurikulum kembali. “Tujuan dari kurikulum merdeka belajar ini kan untuk mencetak peserta didik untuk menghadapi dunia kerja. Tidak hanya siap secara teori tapi secara skill-nya juga siap,” tutupnya. (mg2/din)