KABUPATEN BLITAR – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali mengadakan sosialisasi tentang pentingnya KB yang dikemas dalam program BANGGA KENCANA. Kegiatan yang bekerja sama dengan Anggota DPR RI Komisi IX Nurhadi, ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang risiko stunting dan perlunya program Keluarga Bencana (KB).
Kegiatan ini berlangsung gayeng di Balai Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, pada pukul 09.00, Minggu (10/4) kemarin.
Acara ini didukung anggota DPR RI Komisi IX Nurhadi dan dihadiri oleh Deputi Adpin BKKBN RI Sukaryo Teguh Santoso, Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Maria Ernawati, Kepala DPPKBP3A Kabupaten Blitar Herman Widodo, Kepala Desa Karangbendo Khoirul Anam, serta dihadiri 200 masyarakat desa setempat.
Anggota DPR RI Komisi IX Nurhadi mengaku mengapresiasi berbagai program tentang KB. Sebab, bukan hanya mampu memberikan pemahaman stunting, pasangan muda juga lebih mengerti soal pentingnya KB dan membuat keluarga kian harmonis. Program ini juga salah satu upaya mewujudkan cita-cita Presiden Joko Widodo pada 100 tahun kemerdekaan Indonesia tahun 2045, bahwa pendapatan rata-rata keluarga Rp 27 juta sebulan.
“Tentu saja untuk mewujudkan cita-cita itu, kami membuat program ini. Salah satu caranya dengan menekan pergaulan bebas yang memicu kelahiran bayi stunting, karena keadaan orang tua yang masih belum siap untuk berumah tangga atau bahkan hamil di luar nikah, “ ungkapnya.
Dia juga mengapresiasi antusiasme masyarakat Desa Karangbendo. Sebab, program ini berkaitan langsung dengan bagaimana menumbuhkan generasi cerdas di masa mendatang.
Deputi adpin BKKBN RI Sukaryo Teguh Santoso menegaskan, program ini bertujuan untuk mengedukasi dan mendampingi keluarga yang sejahtera. Karena, kunci negara maju juga bisa dilihat dari balita yang lahir. Satu dari tiga balita di Indonesia mengalami stunting (24,4 persen) di Indonesia, (14,5 persen) untuk Kabupaten Blitar menjadi prestasi tersendiri karena berada di angka 14 persen. “Stunting menjadi isu yang sangat sensitif, karena ini program pemberdayaan manusia yang sangat penting, dan stunting harus dibasmi,” tandasnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Maria Ernawati mengatakan bahwa kesehatan prakehamilan dan pascamelahirkan sangat penting dalam tumbuh kembang bayi.
“Tiga bulan sebelum menikah harus diperhatikan, yaitu periksa darah, lingkar lengan atas harus di atas 3 sentimeter. Saat masa kehamilan, minimal 4-6 kali diperiksakan ke bidan. Saat melahirkan pertama harus ditolong oleh tenaga kesehatan dan menyusui asi eksklusif selama 6 bulan, karena pada masa ini sangat penting untuk tumbuh kembang bayi,” ungkapnya.
Di akhir acara, Nurhadi juga memberikan sejumlah hadiah yang diundi untuk partisipan. Di antaranya berupa kupon belanja, setrika, kompor gas, dan TV ukuran 22 inch. (raf/c1/ady)