KABUPATEN BLITAR – Hampir dua tahun dunia kesehatan memiliki tantangan yang cukup berat, yakni masa pandemi Covid-19. Selama itu pula, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo, Wlingi sebagai kepanjangan tangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar menggunakan segala daya upaya memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.
Kerja keras tersebut melahirkan sejumlah inovasi. Tidak hanya memberikan pelayanan optimal, rumah sakit pelat merah ini juga diganjar apresiasi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Jawa Timur 2021, RSUD Ngudi Waluyo Wlingi mendapatkan penghargaan Top 30 Inovasi Pelayanan Publik.

Untuk itu, menginjak 2022 ada sejumlah pekerjaan rumah (PR) sekaligus tantangan yang mesti diselesaikan. Mulai dari meningkatkan indeks kepuasan masyarakat, hingga melengkapi sarana prasarana. Hal ini dilakukan demi pelayanan terbaik sebagaimana visi misi pemerintah derah, yakni terwujudnya Kabupaten Blitar Yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Akhlak Mulia, Baldatun, Toyyibatun, Warabbun Ghafur.
Dalam beberapa kesempatan, Bupati Rini Syarifah menuturkan bahwa pandemi Covid-19 juga membawa hikmah. Krisis akibat virus tersebut menuntut adanya konsolidasi kekuatan untuk melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kebersamaan ini menjadi modal sosial dan modal kultural kita dalam melangkah dan bekerja di tahun-tahun mendatang,” katanya.

Bupati berharap komunikasi dan koordinasi yang baik antara unsur pemerintah daerah, forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda), dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dunia usaha, serta pemangku kepentingan lainnya, selalu dijaga dan terus ditingkatkan.
Mak Rini bersyukur, meski sebagian besar tenaga difokuskan dalam menangani permasalahan kesehatan, namun program/kegiatan dan agenda pembangunan tetap dapat dilaksanakan. Begitu juga dengan upaya peningkatan pelayanan di bidang kesehatan, misalnya telah membangun Gedung Rawat Inap Anak dan Bedah di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
“Mari kita bersama menyatukan langkah dan pikiran untuk mengatasi berbagai tantangan dan persoalan, demi mewujudkan Kabupaten Blitar Yang Mandiri dan Sejahtera, Berlandaskan Akhlak Mulia, Baldatun, Thoyyibatun, Warobbun Ghofur,” ungkapnya.
RSUD Ngudi Waluyo sebagai fasilitas pelayanan kesehatan memiliki tanggung jawab yang tak ringan. Pelayanan cepat menjadi tuntutan kesehatan masa kini. Itu juga harus disesuaikan dengan pelayanan di masa pandemi korona yang hingga kini masih belum berakhir. Meskipun tren penanganan sangat baik. “Ada tidaknya pandemi, pelayanan kesehatan memang harus terus berbenah. Untuk itu, kami juga akan berupaya optimal untuk memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan tantangan pelayanan kesehatan masa kini,” ujar Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, dr Endah Woro Utami.

Dinamika pelayanan kesehatan selama 2021 memang sangat menegangkan. Di awal tahun, okupansi layanan kesehatan mencapai batas lantaran gelombang II pandemi. Jumlah warga terpapar meningkat signifikan, sehingga terpaksa menyiapkan fasilitas darurat untuk optimalisasi pelayanan.
Woro mengatakan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi tak hanya menerapkan strategi tersebut. Namun, juga mengeluarkan inovasi-inovasi yang dinilai patut untuk mendukung pelayanan kesehatan. Misalnya saja dengan menggulirkan program “Wlingi Emergency Medical Services” alias WINGS. Yang mana, rumah sakit menyediakan sarana penjemputan kepada pasien lengkap dengan tenaga kesehatan, untuk memberikan pertolongan sederhana sebelum mendapatkan layanan kesehatan. “Ini untuk menekan angka kematian. Karena dari hasil evaluasi kami, salah satu pemicu kematian adalah keterlambatan penanganan,” ujarnya.
Tak hanya itu, untuk meminalisir antrean dan kerumunan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, RSUD Ngudi Waluyo juga menggulirkan program “Pendaftaran Terjadwal Door To Door” alias Dar Der Dor. Pasien tidak perlu datang ke rumah sakit untuk mendapatkan jadwal pelayanan. Melalui smartphone masing-masing, mereka bisa melakukan pendaftaran secara online. Hal ini secara tidak langsung juga menghemat waktu pasien. “Karena program ini, kami mendapatkan penghargaan Top 30 Inovasi Pelayanan Publik 2021 dari Pemprov Jatim,” bebernya.
Di 2022 ini, ada banyak PR serta target yang ditetapkan sebagai acuan untuk kinerja. Di antaranya, meningkatkan indeks kepuasan masyarakat, melengkapi sarana prasarana rumah sakit, serta mendukung beberapa program prioritas yang sudah dicanangkan pemerintah daerah.
Woro mengakui, pada 2021 survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mencapai 78 persen. Nilai itu cukup baik, namun begitu masih perlu untuk ditingkatkan minimal mencapai 85 persen di 2022 ini. Selain itu, tingkat kematian selama pandemi korona berkisar di angka 3,7 persen. ”Jumlah itu cukup tinggi ya, tapi itu dialami seluruh daerah karena pandemi korona. Tahun ini kami targetkan angka kematian kita tidak lebih dari 1 persen,” targetnya.
Karena alasan ini pula, RSUD Ngudi Waluyo terus melakukan terobosan serta meningkatkan sarana prasarana pelayanan. Baik dari sisi sumber daya manusia, maupun sarana prasarana pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit. ”Awal tahun ini, kami proyeksikan gedung ruang rawat inap anak dan ruang bedah bisa dimanfaatkan. Selain itu, kami juga akan berusaha untuk menyesuikan fasilitas di rawat jalan agar lebih nyaman bagi pasien. Itu kami sesuaikan dengan masterplan rumah sakit,” terangnya.
Woro memahami, saat ini digitalisasi dalam pelayanan tak mungkin dielakkan. Untuk itu, pihaknya juga akan berupaya mengakomodasi kebutuhan digitalisasi dalam rangka mendukung pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat untuk masyarakat. “Kami juga ikut bertanggung jawab dan sepenuh hati mendukung program pemerintah untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak, serta mengurangi stunting,” tandasnya. (hai/c1/ady)