KEPANJENKIDUL, Radar Blitar – Berbagai upaya dilakukan para pelaku usaha atau perajin kendang di Lingkungan Santren, Kelurahan Tanggung. Seperti dilakoni oleh Adi Kirwanto, salah seorang pelaku usaha kendang. Kembang-kempis usaha telah dilakoninya.
Baru beberapa minggu terakhir ini dia memulai kembali aktivitas produksi kendang bersama keponakannya. Sejak PPKM darurat diberlakukan, permintaan kendang menurun drastis. Tak seramai sebelum pandemi Covid-19.
“Karena pesanan sepi, dua pekerja dirumahkan. Kasihan mereka juga kalau upah yang diberikan tidak seberapa,” terang pria 55 tahun itu.
Melihat kondisi pandemi Covid-19 yang berangsur membaik, Adi dan keponakannya pun memutuskan kembali memulai produksi. Selama ini, Adi fokus pada bagian pengecatan kendang, sementara keponakannya bagian bubut. Adi memulai produksi karena pesanan yang mulai meningkat. Untuk saat ini, dia sedang mengerjakan pesanan sekitar 200 kendang.
“Alhamdulillah, ini sudah lumayan membaik. Selama PPKM ini pesanan, ada tapi tak tentu,” tuturnya.
Adi mengerjakan pesanan kendang dibantu istrinya, Bibit Rahayu. Tugas istrinya yakni mendempul kendang yang berlubang dan kurang mulus. “Sebelum dicat itu didempul dulu pakai kalsium. Baru dijemur. Tiga atau empat hari baru bisa selesai pengerjaan semuanya,” terangnya.
Sementara itu perajin kendang sentul lain, Sigit Siswondo mengaku, selama pandemi Covid-19 dan PPKM darurat, pesanan kendang tetap ada. Namun, jumlah pesanan tidak sebanyak ketika kondisi normal.
Selama ini kendang Jimbe diekspor ke Tiongkok. Selama pandemi pesanan tetap ada meskipun dalam jumlah tidak besar. Tiap pekan, rata-rata Wondo memproduksi sekitar 600 kendang.
Para perajin kendang jimbe itu produksi kendang sentul kembali normal. (sub/ady/dfs)