KOTA BLITAR – Transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial gencar dilakukan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno. Ini dibuktikan dengan menggelar berbagai kegiatan literasi. Hal itu menjadikan perpustakaan tidak hanya sebagai tempat membaca serta meminjam buku. Namun, juga sebagai tempat berkegiatan menggali potensi, serta mengembangkan kemampuan diri untuk meningkatkan ekonomi, taraf hidup, dan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini sesuai dengan tagline baru Perpustakaan Nasional RI yakni “Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, Solusi Cerdas Pemulihan Ekonomi Masyarakat Pasca Pandemi Covid-19”. Ini pun langsung direspons cepat UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno melalui beragam kegiatan pelatihan masyarakat. Harapannya kegiatan itu bisa menggerakkan roda perekonomian guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan.
Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Nurny Syam menyatakan, tahun ini ada 13 literasi atau kegiatan yang bakal digelar. Tujuh di antaranya sama seperti tahun lalu. Yakni, Literasi Mustikarasa, Desain Grafis, Seni Budaya, Wastra Nusantara, Kopi, Hasta Karya, dan Literasi Daur Ulang. Enam literasi baru: Literasi Menjahit, Videografi, Fotografi, Kelapa, Pemasaran Produk Online, dan Lini Masa Bung Karno.
“Tahun lalu ada 11 literasi, sedangkan tahun ini ada 13 macam. Enam di antaranya baru. Semoga bisa memberikan impact lebih baik dalam peningkatan ekonomi kerakyatan serta kesejahteraan,” ujarnya.

Seperti terlihat kemarin (24/1), UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno menggelar Literasi Menjahit. Kegiatan yang digelar hingga Kamis (26/1) itu diikuti sekitar 100 peserta. Amphiteater perpustakaan menjadi lokasi utama kegiatan tersebut. Hebatnya, para peserta Literasi Menjahit dibimbing langsung narasumber berkompeten, yakni Elis Nur Unsudah dan Zakia Fitriyati bersama tim. Diharapkan dengan pengetahuan menjahit akan melahirkan para desainer andal, bahkan berani mengikuti pameran fashion show serta membuka butik sendiri. “Perpustakaan Proklamator Bung Karno merangkul semua kalangan sehingga mengurangi kesenjangan bagi kaum termarjinalkan agar ikut andil dalam pembangunan bangsa,” jelas Nurny Syam di sela Literasi Menjahit.
Wanita ramah itu melanjutkan, ada banyak hal positif dari berbagai kegiatan yang digelar UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno. Salah satunya, 1.100 orang telah ikut merasakan manfaat literasi berbasis inklusi sosial sepanjang 2022. Dengan begitu, kunjungan ke UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno terus mingkat hingga 1,3 juta orang. “Diharapkan dengan 13 macam literasi, kunjungan ke perpustakaan juga terus meningkat. Terlebih untuk mempelajari buku-buku terapan terkait berbagai jenis ilmu untuk meningkatkan skill guna peningkatan taraf hidup, ekonomi, dan kesejahteraan,” tandasnya. (han/her/bud/c1/wen)