TULUNGAGUNG– Meski jumlah pelaku usaha mikro di Tulungagung berjumlah 139.386, nyatanya mereka masih banyak belum memiliki nomor induk berusaha (NIB). Berdasarkan data terakhir, hanya 5.931 yang sudah memiliki NIB.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Dinkop UM) Tulungagung Slamet Sunarto menyebut, jumlah usaha mikro yang ada di Tulungagung dengan modal mencapai Rp 222 miliar (M) dan volume usaha mencapai Rp 407 M. “Masih sangat banyak usaha mikro yang belum ber-NIB, namun kita tetap dengan proses setiap hari,” katanya.
Menurut dia, NIB untuk pelaku usaha mikro ini sudah sejak lama digaungkan, juga untuk proses pendaftaran yang dinilai mudah. Masih banyaknya pelaku usaha yang belum ber-NIB lantaran masih kurang mengertinya para pelaku usaha mikro untuk mendaftarkan NIB usahanya.
“Kita terus lakukan sosialisasi kepada pelaku usaha mikro di Tulungagung untuk mengejar masih banyaknya pelaku usaha yang belum memiliki NIB. Dari tahun ke tahun keinginan pelaku UMKM untuk mendaftar NIB terus meningkat,” katanya.
Salah satu kewajiban dari pelaku usaha mikro termasuk NIB. Dengan NIB, nanti akan bisa dilakukan maping, gunanya apabila ada bantuan baik dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat akan cepat untuk memperoleh data. “Dengan maping, kita bisa tahu ada usaha kuliner, usaha craft, fashion atau lainnya yang bisa ditingkatkan. Tinggal mengambil melalui data,” katanya.
Dia melanjutkan, memang pandemi beberapa tahun ini berdampak pada perekonomian pelaku usaha tertentu. Namun bagi pelaku usaha mikro jenis kuliner justru tidak terdampak dan lebih bergairah. Karena pelaku usaha kuliner mengembangkan usahanya dengan sistem cash on delivery (COD) yang mana pembeli tidak perlu repot datang ke toko. Pembeli hanya menunggu di rumah sembari menunggu makanan yang dipesan tiba. Penerapan sistem tersebut justru menjadi keuntungan tersendiri bagi pelaku usaha kuliner. “Saat pandemi, pelaku usaha kuliner menjual produknya secara daring melalui beberapa platform media sosial dan sistem pembelian COD. Saat itu banyak bermunculan pelaku usaha kuliner baru,” katanya.
“Merupakan potensi yang luar biasa apalagi dengan kondisi pagebluk yang semakin kondusif kini, pelaku usaha mikro diharapkan akan semakin bergeliat lagi,” tutupnya. (mg1/din)