TRENGGALEK – Kalangan wakil rakyat menyebut Trenggalek butuh jembatan timbang. Selain dapat menambah peluang peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), juga untuk penertiban angkutan over dimensi dan overloading (odol).
Ketua komisi II DPRD Kabupaten Trenggalek Mugianto mengatakan, imbas pandemi Covid-19 masih terasa untuk penyelenggaraan pemerintah daerah yang ideal. Pasalnya di masa pandemi, mayoritas kegiatan terpaksa ditunda karena ada refocusing anggaran.
Melihat fenomena itu, cara memperkuat keuangan daerah salah satunya dengan meningkatkan PAD. Dalam tahap ini, pemda tengah berusaha menggaet investor-investor dengan maksud untuk membuka peluang investasi ke Kabupaten Trenggalek. Namun begitu, masih banyak sektor lain yang berpotensi dapat meningkatkan PAD. “Melihat kondisi jalan yang rusak, bagaimana pemda membuat jembatan timbang,” cetusnya.
Menurutnya, infrastruktur jembatan timbang selama ini belum ada di Kota Alen-alen. Menurutnya, infrastruktur itu vital untuk pemeliharaan jalan dan juga mampu menyumbang PAD melalui retribusi jasanya. “Bagaimana mendapatkan pundi-pundi pada dengan membuat jembatan timbang,” ucapnya.
Usulan yang sempat dibahas dalam rapat kerja (raker) dengan organisasi perangkat daerah (OPD). Mugianto mengaku, gagasan itu muncul ketika terjadi jalan rusak karena kelebihan tonase. “Solusi untuk membatasi, karena di Trenggalek itu banyak tambang, padahal tonase truk tambang itu juga ada batasan,” ujarnya.
Menindaklanjuti usulan itu, komisi II menyarankan, OPD yang bersangkutan, yakni Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Trenggalek untuk mempertimbangkan realisasi jembatan timbang. “Gagasan ini tergantung keputusan dari OPD terkait, karena perlu dipertimbangkan mengenai kebutuhan anggaran, dan sebagainya,” ungkapnya.(tra/rka)