TRENGGALEK – Pemkab Trenggalek harus bisa secepatnya melakukan penanganan terhadap penyakit mulut dan kuku (PMK) yang mewabah di Trenggalek hingga saat ini. Pasalnya, kendati belum ditemukan indikasi menular ke manusia, tapi dampak dari segi ekonomi dirasakan oleh para peternak.
Apalagi, berdasarkan data yang didapat Jawa Pos Radar Trenggalek dari dinas peternakan (disnak), hingga pertengahan tahun ini ditemukan 1.895 kasus PMK. Dari jumlah tersebut, 1.803 ekor hewan ternak di antaranya sakit dan dalam proses penyembuhan. Sisanya, empat ekor mati, 14 ekor potong paksa, dan 74 ekor sembuh. “Karena itu, kami terus melakukan penanganan agar peternak di sini (Trenggalek, Red) bisa segera bebas dari PMK,” ungkap Sekretaris Disnak Trenggalek, Nurkolik.
Dia melanjutkan, karena itu kini proses vaksin terus dilakukan pada sejumlah hewan ternak milik masyarakat sebagai salah satu upaya pencegahan. Hingga akhir bulan lalu, petugas disnak telah menyuntikkan 7.186 dosis vaksin terhadap hewan ternak, dari jumlah 15 ribu dosis vaksin yang dialokasikan. “Dari situ, kami telah menyelesaikan sekitar 48 persen vaksinasi terhadap hewan ternak sesuai dosis yang ada,” katanya.
Selain itu, guna proses pencegahannya, disnak terus melakukan pemantauan hewan ternak di sejumlah daerah. Pemantauan tersebut dikhususkan di sejumlah peternak besar yang ada, hingga di pasar hewan yang biasanya buka setiap lima hari sekali. Selain untuk melihat kondisi hewan ternak yang ada, pemantauan tersebut juga dilakukan untuk sosialisasi pencegahan PMK.
Sebab, berdasarkan kajian, penularan PMK sangat mudah terjadi. Apalagi, selain ditularkan antarhewan, PMK juga bisa ditularkan melalui benda mati. Karena itu, diharapkan kandang hewan ternak milik masyarakat disemprot disinfektan secara rutin. Penyemprotan tersebut juga perlu dilakukan terhadap kendaraan yang biasa digunakan sebagai alat angkut hewan ternak. Sebelum digunakan untuk mengangkut kembali, lebih baik disterilkan terlebih dahulu. “Pemahaman kepada masyarakat tentang PMK ini terus kami lakukan, seperti ketika ada hewan yang dirasa kurang sehat lebih baik disendirikan, dan langsung memanggil petugas kesehatan hewan terdekat,” jelas pria yang saat ini juga dipercaya sebagai Plt Kepala Disnak Trenggalek ini.(jaz/c1/rka)