TULUNGAGUNG – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih mengancam. Bahkan musim penghujan ini membuat persebaran DBD kian masif.
Terhitung awal Januari hingga kemarin (19/1) sudah terdapat 27 kasus DBD dengan satu kasus kematian.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, dr Kasil Rokhmad melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian, Didik Eka Sunarya Putra mengatakan, jumlah kasus tersebut jika dibandingkan dengan tahun lalu di bulan yang sama menunjukkan tren peningkatan.
Berdasarkan data, sepanjang Januari 2021, terdapat 22 kasus DBD. Dengan nihil kematian. Sedangkan pada 2022 ini yang masih pertengahan bulan, sudah terdapat 27 kasus dengan satu kematian.
“Malangnya, kasus DBD ini didominasi usia anak-anak. Begitu juga yang meninggal, malah masih berusia 7 tahun,” katanya.
Melihat data kasus, sebaran DBD berada disekitar wilayah perkotaan. Seperti di Kecamatan Tulungagung dan Boyolangu. Dengan artian, wilayah tersebut menandakan gerakan menguras, menutup, dan mengubur (3M) kurang maksimal.
“Padahal itu kunci mencegah. Makanya, terus kita ingatkan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M,” katanya.
Untuk itu, mengantisipasi penyebaran nyamuk, dinkes setempat melakukan pengasapan atau fogging ke beberapa desa. Salah satunya Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu.
“Kita pun melakukan fogging juga tidak asal-asalan. Lokasi yang kita fogging minimal harus ada kasus penularan. Penentuan fogging berdasarkan penyelidikan epidemiologi,” tandasnya. (dfs/lil)