KABUPATEN BLITAR – Belasan lapak atau kios di area Rumah Blitar Kreatif (RBK) Wlingi mangkrak. Hingga kini, kawasan tersebut tak difungsikan. Dikhawatirkan, sarana prasana pendukung ekonomi itu rusak jika tidak segera dimanfaatkan.
Pantauan di lapangan, hanya beberapa stan atau kios yang sudah aktif. Selebihnya kosong atau hanya tumpukan bangku tanpa ada aktivitas usaha. Tepat di utara lapak atau kios ini ada sarana pertunjukan yang disebut mini amfiteater. Keberadaan panggung pertunjukan itu jelas memberikan peluang besar kepada para pelaku usaha di kawasan ini. “Infonya, kios ini nanti akan diisi oleh pedang kaki lima yang ada di sekitar Kawedanan Wlingi,” ujar salah seorang warga yang mengaku bernama Purwanto.
Dia mengatakan, pembangunan RBK Wlingi sudah selesai cukup lama. Namun, karena efek pandemi korona, hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal. “Kemungkinan segera diisi. Eman juga kalau dibiarkan kosong lama. Bahayanya kalau nanti malah dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab untuk hal-hal negatif,” terangnya.
Sekretaris Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Blitar Arinal Huda menyatakan bahwa sudah ada orang yang bakal memanfaatkan sarana tersebut. Yakni, para pelaku usaha yang ada di seputaran area bekas Kawedanan Wlingi. “Calon pengisianya itu pedagang yang ada di area kawedanan, yang kini masih di pinggir jalan raya,” tuturnya.
Berdagang di area ini tampaknya tidak sederhana. Maklum, lokasi ini menjadi salah satu pusat informasi pariwisata daerah. Tidak hanya menjadi jujukan wisatawan lokal, tetapi tidak menutup kemungkinan juga menjadi rujukan pelancong dari luar negeri yang ingin berwisata di Blitar. Dengan begitu, area ini harus dibuat semenarik mungkin. Pedagang kaki lima di seputaran kawedanan harus diatur sehingga dapat mendukung iklim wisata di Kabupaten Blitar.
Tak hanya itu, sarana prasarana yang digunakan di area pedagang ini juga harus diperhartikan. Karena itu, kini sedang diupayakan untuk pemenuhan piranti pelengkap tersebut. “Utamanya yang sisi utara, itu belum ada meja dan kursinya,” jelas Huda.
Kini disparbudpora sedang berkoordinasi dengan beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) terkait penataan pedagang di kawasan RBK ini. Artinya, ada pembagian tugas untuk mengoptimalkan kawasan tersebut. (hai/c1/wen)