KOTA BLITAR – Setiap orang memiliki pashion berbeda. Termasuk Desita Ayu yang sedari usia dini sudah berkenalan dengan dunia tarik suara. Menyelami bakat menyanyi membuatnya memiliki ratusan piala dari ajang bergengsi. Lucunya, dia pernah kena didiskualifikasi lantaran kerap meraih juara.
Setiap Rabu dan Minggu malam, lengkingan suaranya menggema di beberapa sudut kafe. Alunan melodi musik akustik menambah kesan nikmat di telinga. Sesekali menyapa dan mengajak pengunjung bernyanyi dilakukan Desita Ayu untuk memberikan kesan suasana santai. Namun, tak banyak yang tahu, ada kisah unik yang dialami seiring kecintaannya dengan dunia menyanyi.
Gadis yang tahun ini genap berusia 26 tahun itu sejak usia tiga tahun pentas di panggung. Meski kala itu suaranya terbilang belum matang, namun mentalnya kuat. Bakat alami yang dia miliki, membuat orangtuangnya berinisiatif memasukkan Desita untuk les menyanyi. Namun, itu tak berlangsung lama. Hanya setahun, dia justru mundur dan memilih mengembangkan potensinya sendiri.
“Kelas 3 SD. Memang saat itu saya juga bandel, sering malas kursus. Tapi, kadang inisiatif latihan di rumah,” ujarnya.
Kemampuannya terus berkembang. Beragam lagu dari musisi legenda seperti mendiang Withney Houston hingga Celine Dion mampu dia nyanyikan dengan baik. Desita pun sukses meraup ratusan piala dari berbagai kejuaraan menyanyi bergengsi. Itu terus berlangsung sejak TK hingga bangku kuliah. Mayoritas, plakat hadiahnya bertuliskan gelar juara 1.
Senang dibenaknya, belum tentu senang dibenak orang lain. Di salah satu kompetisi, kata Desita, dia pernah mengalami hal menjengkelkan, namun lucu. Desita remaja, kala itu ambil bagian dalam perlombaan yang digelar di Kediri. Meski akhirnya keluar sebagai juara 1, namun dia menuai beragam protes dari orang tua kontestan lainnya. Bukan tanpa sebab, itu lantaran dia yang notabene langganan juara.
“Saat itu, akhirnya juara 1. Tapi, panitia tanya ke orang tua peserta lain. Boleh apa tidak kalau saya terus ikutan? Kebanyakan menjawab tidak boleh. Lucu saja, tapi harusnya juga jadi motivasi yang lain,” imbuhnya.
Benar saja. Setelah kejadian itu, dirinya didiskualifikasi dari beberapa perlombaan menyanyi se-Karisidenan Kediri. Kendati begitu, dia tak patah arang. Prestasinya terus meroket hingga jumpa dengan pelatih vokal tersohor, Bertha. Penguasaan teknik menyanyi yang baik membuatnya tak banyak mendapat kritik. Padahal, saat itu usianya masih 16 tahun. Selain sukses menyerap ilmu, dia juga tak lagi takut bersua dengan Bertha yang terkenal pedas memberikan komentar.
Puluhan tahun menekuni bakatnya, ada satu prestasi manis yang diukir Desita. Yakni, sukses tembus 100 besar ajang pencarian bakat Indonesian Idol 2021 lalu. Meski belum menjajaki babak yang lebih mengerucut, menurut dia babak tersebut sudah cukup memuaskan. Sebab, persaingannya sangat sengit. Dia pun mengingat betul komentar juri, seperti Judika, Rossa, Maia Estianty, hingga Ari Laso.
“Waktu itu saya menyanyi lagu judulnya stand up for love. Puji Tuhan dapat komentar bagus dari Judika. Ini jadi pelecut supaya terus mengembangkan karirku,” terangnya.
Lolosnya diajang tersebut memang bak mimpi siang bolong. Lantaran, sedari awal dia tak pernah mematok target muluk-muluk. Audisi yang dia ikuti dengan iseng, justru membawanya ke dunia kompetisi yang semakin luas. Salah satu motivasi yang selalu tertanam di benak Desita yakni harapan orang tuanya. Dia mengaku, tak akan pernah bisa berada di titik sekarang jika tak ada dukungan luar biasa dari sosok berharga itu.
Karir yang dia bangun sejak kecil memang tak mudah. Beragam upaya terbaik dia lakukan bersama keluarga untuk menuju sukses. Meski tak selalu mulus menapaki setiap tangga, dia percaya bahwa keberhasilan hanya bisa diraih dengan perjuangan keras. Dia berharap, masa depan karirnya terus berkembang dan bisa berbagi ilmu dengan sesama.
“Peran orang tua sangat besar. Tetap semangat karena masih banyak tugas yang harus diselesaikan. Buat yang pengen masuk ke dunia tarik suara, pastikan harus siap mental dan jangan putus asa,” tandasnya. (*/wen)