TRENGGALEK – Meskipun sudah memasuki proses finishing, hal itu belum membuat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) tenang. Mereka juga masih harus mengantisipasi hal non teknis agar target 100 persen pada 28 Februari nanti tercapai. “Kalau kendala teknis, tentu dapat ditangani. Tapi, melihat progresnya bisa lebih cepat dari enam bulan kontrak awal, menjadi selesai dalam empat bulan,” kata Kepala DPUPR Kabupaten Trenggalek Ramelan kemarin (27/1).
Pihaknya menjelaskan, secara teknis bangunan gedung instalasi gawat darurat (IGD) dan ruang isolasi RSUD sudah melewati tahapan topping off. Artinya, struktur bangunan sesuai dengan detail engineering design (DED) atau sudah berdiri empat lantai. “Sudah selesai tinggal tahapan finishing saja,” ujarnya.
Menurutnya, progres pembangunan dua gedung fasilitas kesehatan itu cukup cepat, terindikasi dari capaian target bulanan. Semula, target pembangunan dipasang 60,09 persen pada Januari. Namun belum mencapai akhir bulan, progres pembangunan itu melampaui target atau mencapai 61,01 persen. “Dalam hal progres sangat signifikan, ini tinggal menunggu lift-nya,” ucapnya.
Tak jauh beda, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan, pengerjaan dua gedung dari pinjaman daerah untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN) dalam kontrak awal adalah enam bulan. Namun dalam pertimbangannya, pembangunan gedung itu perlu berprogres lebih cepat atau dalam waktu empat bulan selesai. Menurutnya, pengerjaan yang lebih cepat itu sebagai antisipasi gelombang ketiga kasus Covid-19, meskipun kini tingkat kasus masih landai. “Sekitar akhir Februari ini, harapannya selesai,” ungkapnya.
Sekadar diketahui, pembangunan dua gedung RSUD dimulai sekitar Oktober 2021. Waktu itu, pengerjaan proyek itu di tengah anggaran PEN belum cair. Namun karena model pengerjaan bangunan itu memakai design and build, sehingga mekanisme pembayaran menyesuaikan dengan capaian pembangunan. “Secara prinsip sudah oke, sehingga kita sudah berani berkontrak dengan penyedia,” ucapnya. (tra/rka)