Ada beragam jenis jajanan tersedia di Bumi Penataran. Banyak juga yang masuk dalam daftar makanan legendaris. Salah satunya gandos. Ini banyak dijual di kawasan Kota Blitar. Uniknya, pedagang membuatnya dadakan sehingga lebih terjaga kualitasnya.
Gandos sudah ada sejak zaman dulu alias jadul. Meski begitu, pamornya tak kalah dengan beragam makanan zaman now. Masih cukup banyak pecinta gandos. Rasa gurihnya tetap menjadi salah satu daya tarik tersendiri.
Erlinatul Isfaiya, salah seorang pembuat gandos mengatakan, proses pembuatan makanan tersebut cukup mudah. Bahan juga mudah diperoleh di pasaran dengan harga terjangkau. Beberapa di antaranya, tepung terigu, santan, dan kelapa muda parut.
“Setelah semua bahan dicampur jadi satu, ditambah sedikit garam. Kemudian dipanggang dengan cetakan khusus,” ujarnya.
Proses memanggang adonan gandos cukup 10 menit. Bentuk cetakan umumnya cekung memanjang, mirip dengan cetakan pukis. Bedanya, ukuran lebih kecil. Gandos yang sudah matang akan berubah warna pada bagian bawah dan samping. Yakni kecoklatan. Namun bagian atas tetap putih. Ini karena bagian atas tidak bersentuhan langsung dengan cetakan.
Setelah matang, gandos biasanya ditaburi gula pasir. Namun tak sedikit pelanggan suka orisinal. Ini untuk mendapatkan rasa gurih yang lebih khas. Yakni dari santan kelapa yang menjadi bahan utama.
“Kadang ada yang minta dikasih topping gula pasir. Tapi ada juga yang tanpa topping, karena suka yang orisinal. Lebih terasa gurih kalau tidak dengan topping,” katanya.
Wanita ramah itu melanjutkan, gandos termasuk jajanan sehat. Sebab, dalam setiap proses pembuatannya tidak menggunakan bahan pengawet, pewarna, maupun pemanis buatan. Semua bahan alami. Nah, salah satu tips menikmati gandos agar terasa lebih nikmat, yakni disantap selagi hangat. Terlebih saat hujan turun. Untuk minuman pendamping, paling pas yakni teh hangat maupun kopi.
“Bisa (gandos, Red) menjadi makanan yang cukup mengenyangkan perut,” imbuhnya. (fim/c1/wen)