KOTA BLITAR – Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar kini telah memiliki slogan dan logo baru untuk city branding Kota Blitar. Itu merupakan hasil perlombaan desain slogan dan logo yang digelar pemkot melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disparbud) Kota Blitar.
Setelah melalui serangkaian penilaian ketat Dewan Juri, terjaring lima karya yang masuk nominasi sebagai calon pemenang lomba. Proses penjurian berlangsung selama sepekan. Dilanjutkan sidang Dewan Juri selama dua hari, yakni pada 23 dan 24 Juli, di home stay Omah Badoet, Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjenkidul.

Hasilnya, Selasa malam (26/7), Wali Kota Blitar Santoso mengumumkan pemenang lomba desain slogan dan logo city branding Kota Blitar. Yakni melalui event Bale Latar Fest 2022. Event tersebut juga menjadi trending topik di Youtube Blitaran. Nah, dari lima karya itu, dipilih satu karya yang ditetapkan sebagai slogan dan logo city branding Kota Blitar. ”Alhamdulillah, berhasil kami pilih satu desain yang sesuai dengan visi dan misi Kota Blitar yang kami harapkan. Karya desain asli warga Kota Blitar,” ungkap Santoso, kemarin (27/7).
Pemenang lomba desain yang beruntung itu adalah Fadhila Kusumaningrum, warga Kelurahan/Kecamatan Sananwetan. Desain karyanya diberi judul “Blitar Keren”. “Selamat kepada pemenang terpilih dan kepada empat nominator lainnya. Karya kalian luar biasa,” puji orang nomor satu di lingkup Pemkot Blitar itu.
Adapun empat nominator itu, di antaranya, Ready Abdillah karya “Blitar Kawentar” warga Kota Cirebon, Jawa Barat; Milatun Nabila karya “Blitar The Beginning of Story” warga Kelurahan/Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar; Betha Raganisa, warga Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan judul karya “Spirit of Indonesia”; dan Pijar Kumalasari warga Kelurahan/Kecamatan Kepanjenkidul dengan karya “Historical Blitar”.

Santoso menegaskan, proses penilaian karya berlangsung demokratis. Tidak ada intervensi hingga berhasil tersaring lima nominasi. Juri yang didatangkan juga sudah kredibel di bidang ilmu komunikasi, grafis, maupun pemahaman tentang city branding. “City branding itu sendiri adalah upaya membangun citra identitas kota dalam memasarkan segala aktivitas kota tersebut, terutama potensi wisata dan budayanya,” jelas Santoso.
Ketiga juri tersebut adalah Ketua Asosiasi Desa Wisata Indonesia (Asidewi) Andi Yuwono, Direktur Festival Film Dokumenter Kurnia Yudha Fitranto (alumni sekolah perfilman di Prancis), dan dosen komunikasi Universitas Pajajaran Bandung yang juga Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat Ahmad Abdul Basith.
Desain logo dan slogan karya pemenang lomba itu langsung di-launching dalam Bale Latar Fest 2022. Event baru tersebut sekaligus menjadi ajang untuk mengenalkan serta mempromosikan potensi seni, budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif. ”Kami beri kesempatan kepada seniman dan budayawan yang hampir dua tahun belakangan tidak ada ruang aktualisasi,” katanya.

“Dan kami biarkan mereka mengembangkan kreativitas dan inovasinya melalui event ini,” imbuhnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Blitar Edy Wasono melalui Kabid Pengembangan Potensi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rita Triana mengatakan, Bale Latar Fest 2022 merupakan event kebudayaan hasil kolaborasi antara seniman dan budayawan. Event tersebut bertujuan untuk menumbuhkan sektor ekonomi kreatif. “Sekaligus memberikan hiburan kepada masyarakat,” terangnya.
Event tersebut dikemas menarik dan bakal menjadi agenda rutin. Terutama untuk menyambut Kemerdekaan RI. Bale Latar Festival 2022 ini menampilkan beberapa sajian seni dan budaya. Di antaranya, barongan kucingan, tari pecut, barongsai, hingga rampak kendang.
Tarian-tarian itu disajikan secara bergantian. Berlangsung mulai sore hingga malam hari di selatan Alun-Alun Kota Blitar atau depan Taman Pecut. Bale Latar Fest tersebut diharapkan mampu memberikan hiburan baru bagi masyarakat Kota Blitar. “Target kami bisa digelar rutin setiap tahun. Ini merupakan awal kebangkitan dari pandemi Covid-19. Kota Blitar bangkit, Kota Blitar semakin keren,” tandasnya. (sub/c1/wen)
