KOTA BLITAR – Sebanyak 33 madrasah di Kota Blitar belum bisa menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Alasannya, masih soal laju Covid-19 yang belum melandai. Di samping itu, level PPKM yang belum juga membaik.
Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah (Penma) Kementerian Agama (Kemenag) Kota Blitar, Kanzul Fathon mengatakan, perpanjangan belajar dalam jaringan (daring) itu mengacu surat edaran (SE) yang diterbitkan oleh Satgas Covid-19.
“Sejak 17 Februari, sesuai dengan SE satgas, kita diimbau untuk melaksanakan KBM (kegiatan belajar mengajar) daring. Itu tidak lepas dari lonjakan korona,” ujarnya kepada Koran ini, kemarin (13/3).
Untuk diketahui, perpanjangan belajar daring ini praktis membuat 33 lembaga pendidikan di bawah naungan Kemenag, seperti RA, MIN, MTs, hingga MAN harus menunda PTM. Padahal sebelumnya, saat Kota Blitar berstatus PPKM level 1, PTM sempat diberlakukan.
Di samping itu, jelas Kanzul, pembelajaran daring sempat dikeluhkan oleh orang tua. Pasalnya, mereka sempat menghubungi para guru untuk meminta kejelasan soal kepastian PTM. Terlebih, belajar daring sudah diterapkan selama hampir dua tahun.
“Sebenarnya sebagian wali murid ingin luring (luar jaringan). Terutama orang tua yang kerja. Mereka kesulitan membagi waktu karena harus mendampingi anaknya belajar,” ungkapnya.
Kendati begitu, dia berharap para siswa tetap semangat menjalani pembelajaran daring. Karena siswa juga bisa menambah ilmu agama, salah satunya di musala sekitar tempat tinggal. Dengan demikian, kemampuan siswa tetap optimal meski belum belajar di lingkungan madrasah.
Disinggung mengenai kesiapan menjalankan protokol kesehatan (prokes), seluruh madrasah sudah menyiapkan sarana dan prasarana penunjang kesehatan saat pandemi. “Semoga kepatuhan masyarakat dan vaksinasi bisa menekan kasus Covid-19. Jika sudah terkendali, memungkinkan untuk PTM lagi,” pungkasnya. (mg2/c1/ady).