TULUNGAGUNG – Hujan dengan intensitas tinggi masih diprediksi akan mengguyur Kota Marmer. Sebab kini Tulungagung telah memasuki musim penghujan. Karena itu, masyarakat diimbau lebih mewaspadai potensi bencana yang mungkin timbul akibat tingginya curah hujan tersebut, termasuk puting beliung.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya Teguh Tri Susanto mengungkapkan, seluruh daerah di Jawa Timur (Jatim) termasuk Kabupaten Tulungagung telah memasuki puncak musim penghujan. Karena itu dalam beberapa hari terakhir, seluruh daerah di Jatim akan dilanda hujan dengan intensitas tinggi.
“Hingga hari ini (kemarin, Red) tidak ada fenomena khusus. Memang saat ini wilayah Jatim sedang memasuki masa puncak musim penghujan,” katanya.
Lanjut dia, hal ini menyebabkan pertumbuhan awan kumulonimbus yang berpotensi menyebabkan cuaca buruk kerap terjadi. Seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang sesaat bahkan puting beliung. “Cuaca buruk kerap terjadi saat di puncaknya gini. Makanya perlu diwaspadai,” tandasnya.
Hal senada juga diungkapkan Plt Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung Soeroto. Dia mengatakan, cuaca seperti sekarang diprediksi akan terjadi satu minggu ke depan. Maka pihaknya meminta masyarakat, khususnya yang berada di daerah rawan bencana untuk lebih mewaspadai potensi bencana yang mungkin timbul akibat tingginya curah hujan tersebut.
“Nah apalagi baru rentang seminggu ini, daerah kita terjadi puting beliung sudah dua kali. Makanya harus diwaspadai,” terangnya.
Berdasarkan data terbaru, bencana puting beliung kembali terjadi dan memporak-porandakan rumah warga pada Senin sore (31/1) kemarin. Kali ini, terjadi di dua desa, yakni Desa Waung dan Moyoketen, Kecamatan Boyolangu.
“Dari hasil pendataan, terdapat 5 rumah warga Desa Waung dan 17 rumah warga Desa Moyoketen yang terdampak. Semuanya mengalami kerusakan ringan pada atapnya,” tuturnya.
Beruntung tak ada korban jiwa. Hingga kemarin, BPBD terus melakukan asesmen di lokasi bencana untuk dropping bantuan material berupa esbes dan genting bagi rumah warga yang terdampak. “Kemarin langsung kerja bakti. Hari ini pendataan, setelah itu dropping sesuai jumlah kerusakan,” tandasnya.
Di tempat berbeda, salah satu perangkat Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, Darmaji mengatakan, angin ribut itu bertiup dari arah timur laut atau dari area persawahan Desa Sobontoro pukul 15.30 WIB. Angin datang di saat hujan rintik mulai turun. Tak berselang lama, angin tersebut menerjang rumah yang dilewati. Tepatnya RT 01 RW 01.
“Di sini ada belasan rumah yang terdampak, sekarang (kemarin, Red) masih pendataan. Bahkan kandang kambing pun rontok akibat diterjang angin tersebut,” katanya.
Tak berhenti di situ saja, angin bergerak ke Desa Waung yang berada di barat daya. Beruntung, kawasan itu masih minim pemukiman sehingga angin tak banyak merusak bangunan di desa tersebut.
“Kawasan yang diterjang berdekatan dan dekat persawahan. Namun dari peristiwa tersebut, beruntung tak ada korban jiwa,” tandasnya. (lil/c1/din)