TRENGGALEK – Masyarakat Kota Keripik Tempe yang ingin berkurban harus lebih cermat lagi dalam membeli hewan kurban. Pasalnya, belum tentu hewan kurban yang terlihat baik layak untuk dikonsumsi. Karena itu, sejak sekitar satu minggu belakangan, Dinas Peternakan (Disnak) Trenggalek melakukan pemeriksaan ante mortem sejumlah hewan untuk kurban ketika hidup.
Berdasarkan informasi yang diterima Jawa Pos Radar Trenggalek, pemeriksaan tersebut terus dilakukan menjelang hewan kurban disembelih. Proses tersebut akan lebih diintensifkan, seiring dengan merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak belakangan ini. Sementara itu, pemeriksaan dikhususkan pada gigi sapi, apakah sudah ganti (powel) atau belum. Serta pemeriksaan pada beberapa penyakit yang kasat mata, seperti luka pada tubuh sapi, mata berdasar, anus mengeluarkan nanah, dan sebagainya. “Untuk proses pemeriksaan, kami telah menerjunkan tim yang bergerak di 14 kecamatan,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disnak Trenggalek Nurkholik.
Dia melanjutkan, jika ditemukan hewan ternak yang sehat tetapi tidak layak kurban karena belum powel dan dijual oleh pedagang, disnak tidak berani mengimbau pedagang agar tidak menjualnya. Itu karena belum tentu orang yang akan membelinya digunakan untuk kurban. Bisa saja, pembeli berniat memeliharanya dan menjual kembali ketika Hari Raya Idul Adha tahun berikutnya. “Pastinya masyarakat yang ingin berkurban telah mengetahuinya, sebab hewan yang kami temukan itu belum laku,” katanya.
Nantinya, pengecekan ante mortem tersebut akan terus dilanjutkan sekitar H-1 besok (8/7) dan lusa (9/7) dengan mendatangi di sejumlah tempat pemotongan hewan kurban di masjid-masjid dan sebagainya. Sebab, saat itu hewan yang dibawa ke tempat tersebut sudah positif untuk kurban. Karena itu, petugas lebih fokus lagi dalam melakukan pengecekan fisik dan persyaratan lain agar layak kurban. Selain itu, tidak lupa untuk menghindari kerumunan. Disnak juga membuka rumah pemotongan hewan (RPH) sebagai lokasi pemotongan hewan kurban masyarakat.
Pemeriksaan tersebut akan dilanjutkan dengan pemeriksaan post-mortem setelah hewan tersebut disembelih. Tujuannya untuk mengetahui daging hewan tersebut layak kurban atau tidak. “Seperti penyakit yang perlu diwaspadai, misalnya antraks yang membutuhkan cek darah. Makanya, saat ini kami melakukan cek fisik sapi, apakah layak kurban atau tidak. Karena awal pelaksanaan hari raya kurban berbeda, maka pemeriksaan post-mortem itu ada yang mulai kami lakukan pada Sabtu (9/7) dan Minggu (10/7),” jelas pria yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Disnak Trenggalek ini. (jaz/c1/rka)