TULUNGAGUNG – Ratusan masyarakat Tulungagung mengalami gangguan penglihatan karena mata katarak. Katarak merupakan penyumbang kebutaan terbesar di Indonesia. Maka dari itu, perlu ada pengobatan bagi penderita mata katarak.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung Kasil Rokhmad mengatakan, berdasarkan data tahun 2022 ini terdapat 938 pasien penderita katarak di Tulungagung. Selama empat tahun terakhir, jumlah tertinggi pasien katarak di Tulungagung ada pada tahun 2019 dengan 1.577 pasien katarak. “Tertinggi itu tahun 2019 ada 1.577 pasien, kemudian tahun 2020 ada 1.352 pasien, tahun 2021 ada 1.216 pasien, dan tahun 2022 ini turun menjadi 938 pasien,” jelasnya kemarin (5/10).
Menurut dia, dinkes mengupayakan agar para penderita katarak di Tulungagung dapat menjalani pengobatan. Adapun biaya pengobatan mata katarak dapat ditangguhkan pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Corporate Social Responsibility (CSR). “Jumlah peserta BPJS di Tulungagung baru sekitar 68 persen dari populsai, sedangkan 32 persen lainnya akan diwadahi untuk pengobatan katarak. Jika tidak punya BPJS, kita fasilitasi, kita carikan CSR karena ada banyak perusahaan-perusahaan pihak ketiga yang bisa menanggung biaya pengobatan walaupun tidak secara keseluruhan,” paparnya.
Pengobatan mata katarak akan dilakukan dengan cara operasi. Operasi diperuntukkan mengambil lensa mata dan kemudian diganti dengan lensa buatan. Tingkat keberhasilan dari operasi katarak mencapai 100 persen. “Kecuali ada penyakit penyerta itu tadi. Karena, ada kebutaan yang disebabkan katarak dan ada yang disebabkan panyakit gabungan. Kalau hanya katarak, tingkat keberhasilannya bisa 100 persen. Jadi, lensa matanya itu diambil dan diganti dengan lensa buatan atau bisa memakai kacamata yang tebal. Kalau lensa buatan banyak jenisnya, teknologi yang baru itu kan pakai lensa kontak,” ujarnya.
Katarak merupakan penyakit yang dapat memengaruhi fungsi dari lensa mata. Tumpukan protein yang membentuk gumpalan pada lensa mata menyebabkan penglihatan menjadi keruh karena sulit ditembus cahaya. Penglihatan penderita katarak sama halnya melihat pada kaca berembun. “Jadi katarak ini adanya kelainan pada lensa mata. Seiring bertambahnya usia, lensa mata itu lama-lama menjadi keruh. Itulah yang disebut dengan katarak,” ucapnya.
Sebenarnya terdapat beberapa penyakit yang dapat mempercepat proses kekeruhan pada lensa mata, seperti diabetes dan hipertensi. Semua manusia akan mengalami gangguan kekeruhan penglihatan seiring dengan bertambahnya usia. Umumnya, penderita mata katarak berusia di atas 50 tahun dan bisa lebih awal jika terdapat penyakit penyerta. “Sebenarnya katarak itu bisa terjadi pada semua manusia nanti, karena itu seiring dengan umur. Hanya keluhannya berbeda. Semakin tinggi angka harapan hidup, artinya lansianya banyak, dan pasti kataraknya banyak,” tutupnya. (mg2/c1/din)