TRENGGALEK – Kegalauan melanda sebagian pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pasalnya, saat ini marak sejumlah pihak yang menawarkan minyak goreng subsidi dengan harga maksimal Rp 14 ribu per liter.
Hal tersebut bukannya tanpa alasan, para pelaku UMKM yang salah satu bahan pokoknya minyak goreng menginginkannya dengan harga murah. Namun di sisi lain mereka khawatir jika tertipu, mengingat pihak yang melakukan penawaran tersebut belum pernah menjual minyak goreng sebelumnya. “Karena itu, kami ibarat makan buah simalakama. Di satu sisi butuh, juga di sisi lain takut jika tertipu,” ungkap salah satu pelaku UMKM pembuat alen-alen, Sundari.
Dia melanjutkan, itu bukannya tanpa alasan mengingat merek atau jenis minyak goreng yang ditawarkan tidak jelas. Maka dari itu para pelaku UMKM waswas jika minyak goreng yang ditawarkan tersebut palsu. Dengan kata lain, itu bisa saja minyak goreng curah namun dikemas dengan merek tertentu. Tak ayal, hal tersebut bisa membuat para pelaku UMKM merugi sebab memeengaruhi kualitas produksinya. “Karena ini kami berpikir dua kali untuk membelinya, apalagi di berbagai daerah terdengar kabar beredar minyak goreng palsu yang pelakunya diamankan oleh polisi,” katanya.
Hal yang tidak jauh berbeda diucapkan oleh Suyadi, pengusaha alen-alen lainnya. Dia menambahkan, ketika ada tawaran terkait hal tersebut, dirinya tidak lantas percaya begitu saja. Dia meminta orang yang menawarkan itu untuk membawa minyak goreng yang dijanjikan, setelah itu dirinya mau mengeluarkan sejumlah uang untuk membelinya. Tidak ketinggalan, sejalan dengan itu, dirinya dan teman-temannya juga meminta penjual untuk mencoba minyak goreng tersebut agar semua mengetahui kualitasnya. “Jadi dalam hal ini kami tidak mau terburu-buru daripada kualitas produksi menurun sehingga banyak merugi. Karena itu, sejauh ini kami masih tetap bergerilya mencari minyak goreng yang dijual murah di toko-toko atau bantuan pemerintah,” imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskomidag) Trenggalek Agoes Setiyono mengingatkan agar pelaku UMKM dan masyarakat berhati-hati. Lantaran produsen minyak goreng khususnya di Jawa Timur (Jatim) yang bisa menyediakan stok sangatlah terbatas. Dengan demikian, sangat kecil harapan jika banyak minyak goreng dengan harga murah yang dijual bebas oleh sekelompok orang, apalagi tidak memiliki usaha dagang sebelumnya. “Karena kondisi itu kami terus berkoordinasi dengan produsen, pabrik minyak goreng terkait hal tersebut sehingga setidaknya bisa membantu UMKM dan masyarakat umum guna memenuhi kebutuhan minyak goreng,” jelasnya. (jaz/c1/rka)