Table of Contents
Greenpeace Indonesia adalah cabang dari organisasi lingkungan internasional Greenpeace yang berkomitmen terhadap perlindungan lingkungan hidup melalui aksi damai, kampanye kreatif, dan advokasi berbasis sains. Sejak kehadirannya di Indonesia, Greenpeace telah menjadi suara penting dalam menyoroti berbagai isu lingkungan, mulai dari deforestasi hingga krisis iklim.
Sejarah dan Awal Mula Greenpeace
Greenpeace didirikan pada tahun 1971 oleh sekelompok aktivis yang berlayar dari Vancouver, Kanada, untuk memprotes uji coba bom nuklir Amerika Serikat di Pulau Amchitka, Alaska. Misi awal mereka adalah untuk menyaksikan dampak buruk dari uji coba nuklir tersebut. Perjalanan mereka menarik perhatian publik dan akhirnya uji coba nuklir di Amchitka dihentikan pada tahun yang sama, dan pulau tersebut dideklarasikan sebagai suaka alam untuk burung.
Kehadiran Greenpeace di Indonesia
Greenpeace mulai aktif di Indonesia sejak tahun 2006 dan resmi terdaftar sebagai organisasi independen berbadan hukum pada tahun 2009. Sejak itu, Greenpeace Indonesia telah melaksanakan berbagai kampanye untuk menghentikan perusakan lingkungan, seperti deforestasi, pencemaran laut, polusi udara, dan perubahan iklim. Salah satu keberhasilan awal mereka adalah menekan pemerintah Indonesia untuk menolak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan mendorong pengembangan energi terbarukan.
Prinsip dan Nilai Dasar Greenpeace
Greenpeace berpegang pada prinsip-prinsip berikut:
- Aksi Tanpa Kekerasan: Semua aksi dilakukan dengan damai dan penuh tanggung jawab.
- Independensi: Tidak menerima dana dari pemerintah, perusahaan, atau partai politik untuk menjaga kebebasan dalam berkampanye.
- Tidak Ada Lawan atau Kawan Abadi: Bekerja sama dengan pihak manapun yang memiliki komitmen untuk perubahan positif, namun tetap kritis jika komitmen tersebut tidak dijalankan.
- Mempromosikan Solusi: Selain melakukan tekanan, Greenpeace juga merancang dan mengkampanyekan langkah-langkah nyata untuk masa depan yang hijau dan damai.

Fokus Kampanye Greenpeace Indonesia
Greenpeace Indonesia memiliki beberapa fokus utama dalam kampanyenya:
1. Hutan
Indonesia memiliki hutan tropis yang luas, namun mengalami deforestasi yang signifikan. Greenpeace berupaya menghentikan perusakan hutan dan alih fungsi lahan yang merusak ekosistem dan mengancam kehidupan masyarakat adat. Mereka juga menyoroti proyek-proyek seperti food estate yang dianggap merusak lingkungan.
2. Iklim dan Energi
Greenpeace menentang penggunaan energi fosil dan mendorong transisi ke energi terbarukan. Mereka juga mengkritisi proyek-proyek yang dianggap merusak lingkungan, seperti pertambangan nikel yang mengancam ekosistem di Raja Ampat.
3. Laut
Kampanye ini fokus pada perlindungan ekosistem laut dari ancaman seperti pencemaran plastik dan overfishing. Greenpeace juga menyoroti kerusakan terumbu karang dan mendorong pelestarian kawasan konservasi laut.
4. Perkotaan
Greenpeace mengadvokasi kebijakan yang mendukung transportasi ramah lingkungan, pengelolaan sampah yang baik, dan kualitas udara yang bersih di perkotaan.
5. Masa Depan Alternatif
Greenpeace mendorong perubahan sistem ekonomi dan sosial menuju model yang berkelanjutan dan adil bagi semua.
Strategi Kampanye dan Aksi
Greenpeace dikenal dengan aksi langsung yang kreatif dan damai untuk menarik perhatian publik dan pembuat kebijakan. Mereka juga menggunakan media sosial, petisi, dan edukasi publik untuk menyebarkan pesan kampanye. Salah satu contoh kampanye mereka adalah #SaveKarimunjawa yang bertujuan melindungi ekosistem terumbu karang di Karimunjawa dari ancaman kerusakan.
Greenpeace Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyoroti dan menentang aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Melalui kampanye “Save Raja Ampat”, Greenpeace berupaya melindungi kawasan yang dikenal sebagai “surga terakhir di Bumi” ini dari kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya
Investigasi dan Temuan Greenpeace

Greenpeace melakukan investigasi di beberapa pulau di Raja Ampat, seperti Pulau Gag, Kawe, dan Manuran, yang termasuk dalam kategori pulau kecil dan seharusnya dilindungi dari aktivitas pertambangan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Namun, ditemukan bahwa lebih dari 500 hektar hutan dan vegetasi alami telah dibabat untuk kegiatan pertambangan nikel. Akibatnya, terjadi limpasan tanah yang menyebabkan sedimentasi di perairan pesisir, mengancam ekosistem terumbu karang dan kehidupan laut di Raja Ampat.
Aksi Damai dan Advokasi Publik
Pada 3 Juni 2025, aktivis Greenpeace Indonesia bersama empat pemuda Papua dari Raja Ampat menggelar aksi damai di acara Indonesia Critical Minerals Conference di Jakarta. Mereka membentangkan spanduk dengan pesan seperti “Nickel Mines Destroy Lives” dan “Save Raja Ampat from Nickel Mining” untuk menarik perhatian pemerintah dan industri terhadap dampak negatif pertambangan nikel. Aksi ini bertujuan untuk mendesak evaluasi dan pencabutan izin pertambangan nikel di wilayah tersebut.
Respons Pemerintah dan Dampak Sosial
Menanggapi tekanan publik dan bukti yang disajikan oleh Greenpeace, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan sedang menyelidiki aktivitas pertambangan di Raja Ampat. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral juga menyatakan akan memanggil perusahaan-perusahaan yang memiliki izin pertambangan di wilayah tersebut untuk evaluasi lebih lanjut.
Selain kerusakan lingkungan, pertambangan nikel juga memicu konflik sosial di masyarakat lokal. Ronisel Mambrasar, seorang pemuda dari Aliansi Jaga Alam Raja Ampat, mengungkapkan bahwa kehadiran tambang nikel mengancam kehidupan masyarakat yang sebelumnya harmonis dan bergantung pada laut sebagai sumber penghidupan.
Greenpeace Indonesia memainkan peran penting dalam upaya perlindungan lingkungan di Indonesia. Melalui prinsip independensi, aksi damai, dan kampanye kreatif, mereka terus mendorong perubahan positif untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk mendukung misi ini dan memastikan keberlanjutan bumi bagi generasi mendatang.