Dengki, atau dalam istilah Arab disebut “hasad”, menjadi salah satu penyakit hati yang kerap muncul tanpa disadari. Meski sering dianggap remeh, Islam ternyata menaruh perhatian sangat besar terhadap bahaya dengki, hingga menjadikannya sebagai dosa yang mampu merusak pahala kebaikan. Apa sebenarnya hukum dengki dalam Islam? Bagaimana dalilnya dalam Al-Qur’an dan hadis, serta apa saja dampaknya bagi kehidupan bermasyarakat? Simak ulasan berikut ini!
Definisi Dengki (Hasad) Menurut Islam
Dengki adalah perasaan tidak suka atau iri hati terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain, bahkan berharap kenikmatan itu hilang dari orang tersebut. Dalam bahasa Arab, dengki disebut “hasad”, yang berarti menginginkan keburukan menimpa orang lain akibat nikmat yang diperolehnya.
Dengki Bukan Sekadar Iri
Berbeda dengan “ghibthah” atau sekadar iri ingin seperti orang lain tanpa berharap keburukan bagi mereka, hasad justru membawa keinginan negatif. Rasulullah SAW membedakan keduanya dengan sangat jelas. Dalam Islam, ghibthah diperbolehkan, bahkan bisa menjadi motivasi kebaikan. Namun, hasad adalah racun yang harus dihindari.
Contoh Iri Dengki karena ketidakmampuan
Di era digital seperti sekarang, perilaku dengki dan sirik bukan hanya muncul di lingkungan nyata, tapi juga semakin masif di ruang digital. Tanpa disadari, banyak tindakan yang sesungguhnya berakar dari sifat dengki dan sangat dilarang dalam Islam. Berikut beberapa contoh nyata yang sering terjadi di masyarakat modern:
1. Mengadu Domba Mantan Rekan Kerja atau Perusahaan Lama
Salah satu bentuk sirik dan dengki kekinian adalah keinginan untuk mengadu domba, terutama setelah keluar dari suatu perusahaan. Misalnya, seseorang merasa tidak rela melihat mantan rekan kerja berkembang, lalu mulai menyebarkan fitnah atau gosip untuk merusak citra rekan kerja tersebut di mata publik atau calon karyawan.
Penjelasan Islam: Sikap seperti ini termasuk dalam kategori dengki yang sangat tercela, karena berharap keburukan menimpa orang lain hanya karena rasa tidak suka atau iri. Islam mengajarkan untuk menjaga lisan dan hati, serta tidak boleh mengharapkan keburukan kepada siapa pun, meski kepada mantan rekan atau atasan.
2. Spam Live Chat Tidak Penting: Gangguan Digital karena Dengki
Di era serba digital, tidak sedikit orang memanfaatkan fitur live chat di media sosial atau website untuk melakukan spam pesan-pesan tidak penting, bahkan kadang berisi hinaan atau provokasi. Tujuannya kadang semata-mata untuk mengganggu kenyamanan bisnis atau individu tertentu yang dianggap sebagai pesaing atau “musuh”.
Penjelasan Islam: Tindakan spam ini merupakan bagian dari perilaku yang berangkat dari hati yang tidak bersih. Dengki dalam bentuk digital ini bisa jadi lebih berbahaya, karena dampaknya meluas dan cepat menyebar. Allah SWT dan Rasulullah SAW dengan tegas melarang segala bentuk perbuatan yang mengganggu dan merugikan orang lain, termasuk lewat sarana digital.
3. Menghina atau Menjelekkan Perempuan dengan Akun Anonim
Salah satu fenomena yang kini marak adalah tindakan mencaci maki, menghina, atau bahkan melabeli perempuan dengan istilah “murahan” lewat akun anonim di media sosial. Tak jarang, akun-akun anonim ini merasa aman karena tidak dikenal, lalu dengan bebas menyebarkan ujaran kebencian.
Penjelasan Islam: Ini adalah contoh nyata kombinasi antara sirik, dengki, dan dosa lisan. Rasulullah SAW telah memperingatkan bahwa fitnah dan penghinaan, apalagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi, termasuk dosa besar. Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menghina dan merendahkan seseorang, apalagi perempuan, bukan hanya melanggar adab, tetapi juga mencerminkan hati yang dikuasai dengki dan penyakit jiwa.
Hukum Dengki dalam Islam: Tegas Dilarang
Dengki merupakan salah satu dosa besar yang sangat dibenci Allah SWT. Para ulama sepakat, hukum dengki adalah haram. Alasan utamanya, dengki menolak takdir dan ketentuan Allah, serta menanamkan permusuhan dan kerusakan di tengah masyarakat.
Dalil Al-Qur’an Tentang Larangan Dengki
Allah SWT secara tegas menyindir orang-orang yang dengki dalam firman-Nya:
“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang Allah telah berikan kepadanya?” (QS. An-Nisa’: 54)
Ayat ini menegaskan bahwa sifat dengki bukan hanya dosa, tapi juga bentuk penolakan terhadap ketetapan Allah. Allah juga mengajarkan kepada umat Islam agar berlindung dari kejahatan orang yang dengki, sebagaimana dalam surat Al-Falaq:
“Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.” (QS. Al-Falaq: 5)
Hadis Shahih tentang Bahaya Dengki
Rasulullah SAW sangat sering memperingatkan umatnya agar menjauhi sifat dengki. Salah satu hadis paling terkenal tentang bahaya dengki adalah:
“Jauhilah oleh kalian sifat dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud, No. 4903; dinilai shahih oleh Al-Albani)
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis-hadis ini menegaskan betapa bahaya dan besarnya dosa dengki, hingga bisa menghapus amal baik seseorang.
Mengapa Dengki Dianggap Dosa Besar?
Menentang Takdir Allah
Dengki pada dasarnya adalah sikap tidak ridha terhadap pembagian rezeki Allah. Seseorang yang dengki seolah-olah memprotes keputusan Allah, menginginkan agar kenikmatan itu tidak diberikan kepada orang lain. Inilah akar mengapa sifat ini sangat tercela dalam pandangan Islam.
Merusak Persaudaraan dan Menimbulkan Permusuhan
Dengki melahirkan kebencian, permusuhan, bahkan bisa berujung fitnah dan perpecahan. Masyarakat yang dipenuhi orang-orang pendengki mudah sekali terpecah, saling curiga, dan jauh dari kedamaian.
Menghancurkan Amal Kebaikan
Seperti dalam hadis yang telah disebutkan, Rasulullah SAW menggambarkan bahwa dengki bisa menghapus amal kebaikan seperti api membakar kayu bakar. Artinya, semua amal baik yang telah dikerjakan dapat lenyap jika seseorang memelihara dengki di hatinya.
Bentuk-Bentuk Dengki yang Diharamkan dalam Islam
Islam sangat jelas mengatur batas antara motivasi positif dan dengki. Berikut adalah bentuk-bentuk hasad yang diharamkan:
1. Menginginkan Kenikmatan Orang Lain Hilang
Bentuk inilah yang paling dilarang, yaitu berharap agar rezeki, kesuksesan, atau kebahagiaan yang dimiliki orang lain hilang darinya.
2. Tidak Suka Melihat Orang Lain Bahagia
Ketika seseorang merasa tersiksa hanya karena orang lain mendapat kebahagiaan, itu termasuk dengki.
3. Menyebar Kebencian dan Fitnah
Hasad kerap kali memicu seseorang untuk menyebarkan fitnah atau menjelek-jelekkan orang lain, agar mereka kehilangan nikmat yang dimiliki.
Dampak Dengki dalam Kehidupan: Dari Hati, Merembet ke Sosial
Dampak dengki tidak hanya terasa dalam kehidupan pribadi, tapi juga di lingkungan sekitar.
1. Kehilangan Ketenangan Batin
Orang yang hatinya dipenuhi dengki akan sulit merasakan kebahagiaan dan kedamaian. Ia selalu gelisah melihat kesuksesan orang lain, bahkan hatinya dipenuhi prasangka dan amarah.
2. Rusaknya Hubungan Sosial
Dengki membuat seseorang sulit bergaul, mudah tersinggung, dan enggan berbuat baik pada sesama. Ujung-ujungnya, ia dijauhi oleh teman dan kerabat.
3. Mendorong Tindakan Dosa Lain
Dari dengki bisa lahir berbagai dosa lain: fitnah, ghibah (menggunjing), bahkan sabotase dan pengkhianatan. Inilah yang menyebabkan masyarakat yang dipenuhi sifat dengki sulit maju dan berkembang.
Cara Islam Mengobati dan Mencegah Sifat Dengki
Dengki adalah penyakit hati, tapi Islam memberikan banyak cara untuk mengobatinya. Berikut tips mengatasinya:
1. Menanamkan Keyakinan atas Takdir Allah
Yakinilah bahwa setiap rezeki sudah diatur Allah, dan tidak akan pernah tertukar. Kebahagiaan orang lain tidak akan mengurangi sedikit pun jatah kebahagiaan kita.
2. Membiasakan Bersyukur
Salah satu cara ampuh mengusir dengki adalah banyak bersyukur atas nikmat yang dimiliki, sekecil apa pun itu.
3. Mendoakan Kebaikan untuk Orang Lain
Biasakan mendoakan kebaikan bagi orang lain, terutama mereka yang mendapat nikmat. Hal ini akan menumbuhkan empati dan mengikis rasa dengki.
4. Mengingat Bahaya Dengki
Sering-seringlah mengingat bahwa dengki bisa menghapus semua amal kebaikan yang telah susah payah dikumpulkan.
Kisah Nyata: Akibat Dengki dalam Sejarah Islam
Tak sedikit kisah nyata tentang dampak buruk dengki dalam sejarah Islam. Salah satu yang paling monumental adalah kisah Qabil dan Habil, putra Nabi Adam AS.
Qabil membunuh Habil hanya karena dengki, sebab kurban Habil diterima Allah sementara miliknya ditolak. Dari kisah ini, Islam mengambil pelajaran bahwa dengki bisa membawa manusia pada kejahatan besar, bahkan sampai menumpahkan darah.
Hukum Dengki dalam Islam adalah Haram dan Merusak
Dengki jelas-jelas dilarang dalam Islam, termasuk dosa besar yang bisa merusak amal kebaikan dan mengancam keharmonisan sosial. Dalil-dalil dari Al-Qur’an maupun hadis Nabi SAW sangat tegas menegaskan larangan dan bahayanya. Sudah sepatutnya umat Islam menjauhi sifat dengki, membersihkan hati dengan rasa syukur, sabar, dan selalu mendoakan kebaikan bagi sesama.
Mari kita jadikan Islam sebagai agama yang membawa rahmat dan persatuan, bukan permusuhan karena dengki yang membara di hati.
Radar Tulungagung adalah situs portal berita lokal yang menyediakan informasi terkini, aktual, dan terpercaya seputar Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya.
Sebagai sumber berita yang profesional, Radar Tulungagung menyajikan berbagai topik menarik mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, hingga gaya hidup dan olahraga.