Table of Contents
Pernyataan Presiden Joko Widodo, “We walk the talk, not only the talk,” menarik perhatian publik baik di dalam maupun luar negeri. Ungkapan ini dilontarkan dalam berbagai kesempatan internasional untuk menegaskan komitmen Indonesia terhadap aksi nyata, bukan hanya retorika belaka. Sebagai seorang kepala negara yang dikenal dengan gaya komunikasi yang lugas dan langsung, Jokowi memakai frasa ini untuk menggambarkan prinsip kerja pemerintahan yang berorientasi pada hasil.
Makna Filosofis di Balik Ungkapan
Ungkapan “We walk the talk, not only the talk” secara harfiah berarti “Kami melakukan apa yang kami katakan, tidak hanya berbicara.” Frasa ini bermakna bahwa sebuah pernyataan atau janji harus diiringi dengan tindakan nyata. Dalam konteks pemerintahan, ini berarti bahwa kebijakan, strategi, atau janji politik tidak boleh berhenti hanya pada ucapan, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk program kerja yang terukur dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Konteks Penggunaan oleh Presiden Jokowi
Presiden Jokowi pertama kali menggunakan ungkapan ini secara publik dalam forum internasional seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, COP26, hingga pertemuan ASEAN. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa Indonesia bukan negara yang hanya pandai berbicara dalam diplomasi, tetapi juga melaksanakan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan janji-janjinya, terutama dalam isu-isu global seperti perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, dan transformasi digital.
Relevansi dengan Isu Perubahan Iklim
Salah satu konteks utama ketika Presiden Jokowi menyampaikan kalimat ini adalah saat membahas kontribusi Indonesia terhadap mitigasi perubahan iklim. Dalam COP26 di Glasgow, Presiden menegaskan bahwa Indonesia sudah melakukan langkah konkret untuk menurunkan emisi karbon, termasuk menghentikan deforestasi dan mempercepat transisi ke energi baru terbarukan. Ketika negara lain masih dalam tahap wacana, Indonesia telah menjalankan berbagai proyek seperti reforestasi, pengembangan biodiesel, dan program karbon biru. Inilah yang dimaksud dengan “walk the talk.”
Implementasi di Sektor Infrastruktur
Selain isu iklim, pernyataan ini juga relevan dalam bidang pembangunan infrastruktur. Jokowi berulang kali menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur bukan sekadar janji kampanye. Proyek-proyek strategis nasional seperti jalan tol Trans Jawa, Trans Sumatera, pelabuhan laut dalam, dan kereta cepat Jakarta-Bandung menjadi contoh nyata bagaimana pemerintah menerjemahkan visi menjadi aksi.
Dalam Konteks Ekonomi Digital dan Start-Up
Presiden Jokowi juga sering mengangkat pentingnya ekonomi digital dan ekosistem start-up di Indonesia. Dengan menyatakan “we walk the talk,” ia menegaskan bahwa pemerintah telah menciptakan berbagai regulasi pro-startup, menyediakan dana untuk inkubasi inovasi, serta membangun infrastruktur penunjang seperti jaringan 4G dan 5G. Hal ini membuktikan bahwa komitmen Indonesia untuk menjadi salah satu pemain besar di sektor ekonomi digital tidak berhenti di ucapan.

Respon Dunia Internasional terhadap Pernyataan Ini
Banyak pemimpin dunia dan pengamat kebijakan internasional memandang positif pendekatan ini. Beberapa bahkan menyebut Jokowi sebagai pemimpin dari negara berkembang yang mampu menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi bisa berjalan beriringan. Dengan menyatakan “We walk the talk,” Jokowi mempertegas bahwa Indonesia tidak mencari panggung politik semata, tapi benar-benar menjalankan apa yang dikatakannya.
Meski pernyataan ini kuat, realitas di lapangan tetap menghadirkan tantangan. Beberapa kebijakan masih menghadapi hambatan birokrasi, konflik kepentingan, dan keterbatasan anggaran. Aktivis lingkungan misalnya, menilai bahwa klaim pemerintah dalam pengelolaan hutan belum sepenuhnya sejalan dengan kenyataan. Di sinilah pentingnya kontrol dan evaluasi publik untuk memastikan bahwa “talk” benar-benar diikuti dengan “walk.”
Makna Strategis dalam Politik Global
Dalam dunia politik internasional, kepercayaan dan kredibilitas adalah aset penting. Negara yang konsisten antara ucapan dan tindakan lebih mudah dipercaya dalam kerja sama internasional. Dengan menggaungkan “We walk the talk,” Presiden Jokowi ingin menegaskan posisi Indonesia sebagai mitra yang andal dan berintegritas, bukan hanya dalam isu domestik, tapi juga dalam diplomasi global.
Penerapan dalam Budaya Kerja Pemerintah
Frasa ini juga menjadi pedoman internal dalam tubuh birokrasi. Jokowi telah mencanangkan reformasi birokrasi yang mengedepankan hasil dan dampak nyata. Pegawai negeri dan pejabat publik didorong untuk bekerja berdasarkan target dan output, bukan sekadar rutinitas administratif. Dengan kata lain, slogan “We walk the talk” dijadikan sebagai prinsip manajerial di tingkat pemerintahan pusat hingga daerah.
Lebih dari Sekadar Retorika
“We walk the talk, not only the talk” adalah pernyataan yang tidak hanya menunjukkan arah kebijakan, tapi juga menggambarkan karakter kepemimpinan Jokowi yang pragmatis dan berorientasi pada hasil. Ungkapan ini bukan slogan kosong, melainkan sebuah komitmen untuk menjadikan ucapan sebagai aksi nyata. Namun, seperti semua janji politik, efektivitasnya tetap harus diuji melalui pelaksanaan, evaluasi, dan transparansi.
Dengan terus menekankan pentingnya tindakan nyata, Presiden Jokowi tidak hanya membangun narasi politik yang kuat, tapi juga menyuntikkan etos kerja baru dalam budaya pemerintahan Indonesia.