Selat Hormuz menjadi sorotan dunia internasional ketika tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah kembali memanas. Selat yang hanya memiliki lebar sekitar 33 kilometer di titik tersempitnya ini tidak hanya merupakan jalur pelayaran strategis, tetapi juga menjadi simbol dari rapuhnya stabilitas energi global. Indonesia, sebagai negara yang bergantung pada pasokan energi dunia, ikut mencermati dinamika di wilayah ini dengan penuh kewaspadaan.
Letak Strategis Selat Hormuz
Terletak antara Iran di utara dan Uni Emirat Arab serta Oman di selatan, Selat Hormuz menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab. Jalur ini merupakan satu-satunya rute laut keluar-masuk Teluk Persia, tempat sebagian besar negara produsen minyak dunia seperti Arab Saudi, Iran, Kuwait, dan Irak mengekspor minyak mentah mereka.
Setiap hari, sekitar 20 juta barel minyak—setara dengan sepertiga kebutuhan minyak dunia—melewati selat ini. Tak heran, jika ada gangguan di Selat Hormuz, harga minyak dunia langsung melonjak tajam. Bahkan, para analis menganggap selat ini sebagai “arteri utama” pasar minyak global.
Ketegangan dan Potensi Konflik
Selat Hormuz tak pernah lepas dari ketegangan politik dan militer. Iran berulang kali mengancam akan menutup selat ini sebagai balasan atas sanksi-sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya.
Tahun 2019, insiden penahanan kapal tanker berbendera Inggris oleh militer Iran sempat memicu ketegangan militer. Amerika Serikat pun merespons dengan mengerahkan armada kapal induknya ke kawasan tersebut. Benturan kepentingan antara Iran dan kekuatan Barat kerap membuat kawasan ini dalam status siaga tinggi.
“Selat Hormuz bisa berubah menjadi arena konflik bersenjata sewaktu-waktu,” ujar analis pertahanan dari Universitas Indonesia, Prof. Indra Kartasasmita. Ia menambahkan bahwa stabilitas di kawasan ini sangat tergantung pada diplomasi multilateral dan penurunan eskalasi dari aktor-aktor besar dunia.
Berita Terbaru 2025: Ketegangan Meningkat
Parlemen Iran Sahkan Usulan Penutupan Selat
Pada 22 Juni 2025, Parlemen Iran secara resmi menyetujui proposal penutupan Selat Hormuz sebagai reaksi atas serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran. Keputusan akhir kini berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tinggi Iran.
Reaksi Pasar Global
Lonjakan harga minyak dunia langsung terjadi. Brent melonjak ke level US$80/barel, sementara WTI menyentuh angka US$77. Meski sempat terkoreksi, para analis memperkirakan harga bisa tembus US$110 hingga US$150/barel bila penutupan benar terjadi. Sektor saham global mengalami volatilitas tinggi, sedangkan Bitcoin dan aset kripto sempat tertekan dan turun di bawah US$100.000.
Safe haven seperti emas dan dolar AS menguat, mencerminkan tingginya kekhawatiran pasar akan risiko geopolitik. ETF minyak seperti United States Oil Fund (USO) juga mengalami kenaikan signifikan, menunjukkan peningkatan minat investor terhadap sektor energi.
Dampak Terhadap Lalu Lintas Kapal
Beberapa kapal tanker dilaporkan menunda pelayaran atau membalik arah, menunggu kejelasan situasi. Ini menjadi sinyal bahwa kekhawatiran gangguan pelayaran bukan lagi wacana, melainkan mulai terasa secara nyata.
Respons Indonesia
Pertamina telah menyiapkan jalur alternatif impor energi. Pemerintah Indonesia juga terus memantau fluktuasi harga global dan menyiapkan langkah antisipatif untuk menstabilkan harga BBM dalam negeri serta mempercepat transisi energi nasional.
Dampak Langsung Bagi Indonesia
Indonesia bukan pemain utama dalam percaturan militer di kawasan ini. Namun, dampaknya sangat terasa. Lonjakan harga minyak akibat krisis di Selat Hormuz dapat memicu inflasi, meningkatkan beban subsidi energi, serta mengganggu neraca perdagangan nasional.
Pada awal 2020, ketika ketegangan AS-Iran memuncak, harga minyak melonjak hingga di atas US$70 per barel. Hal ini membuat harga BBM non-subsidi di Indonesia ikut terdorong naik, meskipun pemerintah berusaha menahan harga BBM subsidi agar tidak memberatkan masyarakat.
“Kita harus mewaspadai ketergantungan tinggi pada minyak impor. Krisis di Selat Hormuz menjadi alarm bagi Indonesia untuk mempercepat transisi energi,” kata Menteri ESDM kala itu dalam pernyataan resminya.
Pengamanan dan Kerja Sama Internasional
Sebagai jalur vital, Selat Hormuz dijaga ketat oleh kekuatan militer dari berbagai negara. Amerika Serikat, Inggris, dan bahkan beberapa negara Eropa memiliki pasukan yang rutin berpatroli di wilayah ini. Iran pun memperkuat posisinya dengan mendirikan pangkalan militer di sepanjang pesisir selat.
Upaya pengamanan ini melahirkan Operation Sentinel yang diinisiasi oleh AS sebagai bentuk koalisi maritim multinasional. Negara-negara seperti Bahrain, Arab Saudi, dan Australia ikut serta dalam patroli bersama, guna menjamin kebebasan navigasi.
Meski demikian, ketegangan tak serta merta reda. Iran menilai keberadaan kekuatan asing justru sebagai bentuk provokasi. Belum lagi isu spionase, sabotase, dan serangan siber yang kerap mewarnai konflik di kawasan ini.
Masa Depan Selat Hormuz
Isu
Dampak Potensial
Penutupan Selat oleh Iran
Bisa picu harga minyak tembus US$150/barel
Respons militer AS & sekutu
Eskalasi konflik bisa meluas hingga ke negara lain di kawasan
Jalur ekspor alternatif
Biaya mahal dan terbatas kemampuan daya tampung
Diversifikasi energi
Negara pengimpor termasuk Indonesia perlu percepat pengembangan energi terbarukan
Reaksi pasar
Gejolak jangka panjang di pasar energi, keuangan, dan perdagangan dunia
Indonesia Harus Siaga
Dengan potensi konflik yang terus mengintai, dunia tak bisa bersantai. Selat Hormuz bukan sekadar selat kecil di peta dunia, tapi urat nadi global yang menyatukan ekonomi, politik, dan harapan akan perdamaian. Indonesia—meski jauh secara geografis—tetap harus peduli dan bersiap dalam menghadapi kemungkinan terburuk dari konflik yang bisa saja meletus kapan saja.
“Selat Hormuz adalah pengingat bagi dunia, bahwa energi bukan hanya soal pasokan, tapi juga politik, keamanan, dan diplomasi,” pungkas pengamat geopolitik Timur Tengah, Arief Gunawan, dalam forum diskusi nasional di Jakarta.
Radar Tulungagung adalah situs portal berita lokal yang menyediakan informasi terkini, aktual, dan terpercaya seputar Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya.
Sebagai sumber berita yang profesional, Radar Tulungagung menyajikan berbagai topik menarik mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, hingga gaya hidup dan olahraga.