Table of Contents
Ziarah kubur merupakan salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam untuk mengingatkan umat manusia akan kehidupan akhirat. Namun, sering muncul pertanyaan terkait apakah wanita haid diperbolehkan melakukan ziarah kubur dan membaca Al-Fatihah ketika berziarah. Artikel ini akan membahas secara mendetail mengenai pandangan ulama terkait hal tersebut, serta tata cara yang sebaiknya diikuti.
Pandangan Ulama tentang Wanita Haid Berziarah Kubur

Ziarah Kubur dalam Islam
Pada masa awal Islam, Rasulullah SAW sempat melarang umatnya untuk berziarah kubur guna menghindari praktik-praktik syirik yang masih kental pada masa itu. Namun, setelah tauhid umat semakin kuat, beliau membolehkan kembali ziarah kubur dengan tujuan mengingat kematian dan akhirat.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
“Dulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur, sekarang berziarahlah kalian ke kuburan karena itu akan mengingatkan kalian pada akhirat.” (HR Muslim)
Ziarah kubur memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
- Mengingatkan umat Islam akan kefanaan dunia dan kehidupan akhirat.
- Memberikan doa dan permohonan ampun bagi almarhum.
- Mengajarkan rasa hormat kepada orang-orang yang telah meninggal.
Hukum Ziarah Kubur bagi Wanita
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum ziarah kubur bagi wanita:
- Sebagian ulama menganggapnya makruh bagi wanita, terutama karena dikhawatirkan mereka tidak dapat menahan emosi sehingga bisa meratap atau menangis berlebihan.
- Ulama lainnya membolehkan wanita untuk berziarah kubur dengan syarat menjaga adab dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang, seperti meratap.
Menurut pandangan yang membolehkan, tidak ada perbedaan antara wanita yang sedang haid atau tidak dalam hal ziarah kubur. Hal ini berarti, wanita haid diperkenankan untuk berziarah kubur selama memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan.
Membaca Al-Fatihah bagi Wanita Haid saat Ziarah Kubur

Larangan Membaca Al-Qur’an bagi Wanita Haid
Secara umum, terdapat larangan bagi wanita haid untuk membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan tujuan tilawah (membaca sebagai ibadah). Namun, jika bacaan tersebut dimaksudkan sebagai dzikir atau doa, sebagian ulama membolehkannya.
Buya Yahya, seorang ulama terkemuka, menjelaskan bahwa wanita haid diperkenankan membaca ayat-ayat Al-Qur’an, termasuk Al-Fatihah, selama tujuannya untuk dzikir. Beliau menyatakan:
“Selagi ayat tersebut digunakan untuk berzikir, maka diperkenankan.”
Membaca Al-Fatihah sebagai Doa
Dalam konteks ziarah kubur, membaca Al-Fatihah sering dilakukan sebagai bentuk doa untuk almarhum. Jika niat pembacaan Al-Fatihah adalah untuk mendoakan dan bukan sebagai tilawah, maka hal ini diperbolehkan bagi wanita yang sedang haid.
Para ulama menegaskan bahwa membaca doa dan dzikir ketika berziarah kubur sangat dianjurkan, seperti:
“Assalamu’alaikum ya ahlil qubur, yaghfirullahu lana wa lakum, antum salafuna wa nahnu bil atsari.”
(Damai sejahtera bagi kalian wahai penghuni kubur, semoga Allah mengampuni kami dan kalian, kalian telah mendahului kami dan kami akan menyusul.)
Tata Cara Ziarah Kubur bagi Wanita Haid

Bagi wanita haid yang ingin berziarah kubur, berikut adalah beberapa tata cara yang sebaiknya diperhatikan:
1. Niat yang Ikhlas
Pastikan niat ziarah adalah untuk mengingat kematian, mendoakan almarhum, dan mengambil pelajaran, bukan untuk tujuan-tujuan lain yang tidak sesuai dengan syariat.
2. Menjaga Adab dan Kesopanan
Kenakan pakaian yang sopan dan menutup aurat. Hindari perilaku yang dapat menarik perhatian atau menimbulkan fitnah.
3. Menghindari Membaca Al-Qur’an sebagai Tilawah
Meskipun membaca Al-Fatihah sebagai doa diperbolehkan, hindari membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan niat tilawah selama masa haid.
4. Tidak Menyentuh Mushaf
Wanita haid dilarang menyentuh mushaf Al-Qur’an. Jika diperlukan, bacaan dapat dilakukan dari hafalan atau menggunakan media lain yang tidak termasuk kategori mushaf.
5. Melakukan Dzikir dan Doa
Selain membaca Al-Fatihah, disarankan untuk memperbanyak dzikir dan doa lainnya yang tidak termasuk dalam kategori tilawah Al-Qur’an.
6. Menjaga Emosi
Hindari meratap atau menangis berlebihan yang dapat menunjukkan ketidakrelaan terhadap takdir Allah SWT.
7. Tidak Melakukan Ritual yang Bertentangan dengan Syariat
Beberapa praktik seperti menabur bunga dengan niat tertentu, berdoa langsung kepada penghuni kubur, atau meminta pertolongan kepada arwah adalah tindakan yang tidak diperbolehkan dalam Islam.
8. Menghindari Berziarah pada Malam Hari
Meskipun tidak ada larangan khusus, berziarah pada malam hari sebaiknya dihindari agar tidak menimbulkan ketakutan atau kesalahpahaman.
Menemukan Keseimbangan dalam Ibadah dan Adab Ziarah
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa wanita yang sedang haid diperbolehkan untuk berziarah kubur dengan syarat menjaga adab dan menghindari hal-hal yang dilarang, seperti membaca Al-Qur’an dengan niat tilawah dan menyentuh mushaf. Membaca Al-Fatihah sebagai bentuk doa atau dzikir diperkenankan selama niatnya bukan untuk tilawah.
Penting bagi setiap Muslimah untuk memahami dan mematuhi ketentuan syariat dalam setiap amalan, termasuk dalam hal ziarah kubur saat haid, agar ibadah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan agama dan mendapatkan ridha Allah SWT.
Dengan memahami tata cara yang benar, wanita haid tetap dapat berziarah kubur dengan penuh ketakwaan dan adab, tanpa melanggar ketentuan syariat Islam. Oleh karena itu, perbanyaklah ilmu agama agar setiap ibadah yang dilakukan sesuai dengan ajaran Islam yang benar.