Kejaksaan Agung membuka penyidikan terhadap proyek pengadaan Chromebook oleh Kemendikbudristek senilai hampir Rp 10 triliun. Pengadaan ini mencakup lebih dari satu juta unit perangkat yang didistribusikan ke puluhan ribu sekolah di Indonesia pada masa pandemi. Sejumlah kejanggalan muncul, mulai dari spesifikasi perangkat hingga alokasi dana yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Satuan Pendidikan (DSP).
Dugaan Ketidaksesuaian dan Mark-Up
Hasil evaluasi awal menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara kebutuhan sekolah dan jenis perangkat yang dibagikan. Tim teknis sempat merekomendasikan perangkat berbasis Windows, bukan Chromebook. Selain itu, harga unit yang dilaporkan diduga mengalami mark-up signifikan, dengan lima vendor utama yang menguasai pengadaan menjadi sorotan publik.
Nadiem Makarim Menyampaikan Klarifikasi
Sikap Kooperatif dan Transparan
Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim menyatakan dirinya siap memberi keterangan kepada Kejagung jika dipanggil. Ia menegaskan tidak terlibat dalam keputusan teknis terkait vendor atau harga satuan perangkat, dan menyatakan bahwa seluruh proses dilakukan oleh tim pengadaan sesuai aturan yang berlaku.
Penjelasan Teknis dari Pandangan Kebijakan
Nadiem mengungkapkan bahwa pemilihan Chromebook dilakukan berdasarkan pertimbangan efisiensi dan keamanan digital. Perangkat tersebut dinilai sesuai untuk pembelajaran daring karena ringan, cepat, dan mudah dikelola secara terpusat. Ia juga menyebut pengadaan dilakukan sebagai respons darurat pandemi, bukan proyek reguler.
Sorotan dari Lembaga Anti-Korupsi
Kritik ICW dan Pemantau Proyek
Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai proyek ini tidak memenuhi prinsip akuntabilitas karena tidak terdaftar dalam Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP). Selain itu, keterlibatan vendor terbatas menimbulkan dugaan adanya pengaturan tender. Mereka mendesak Kejagung membuka hasil audit dan alur penganggaran secara transparan.
Desakan Audit Forensik
Beberapa organisasi masyarakat sipil juga menyerukan audit forensik independen untuk menelusuri alur pengadaan dan distribusi. Audit ini diharapkan bisa mengungkap kemungkinan penyimpangan, termasuk jika terjadi kickback atau kolusi antara pihak internal kementerian dan vendor.
Proses Hukum dan Bukti Awal
Pemeriksaan dan Penggeledahan
Kejagung telah memeriksa 28 saksi termasuk tiga mantan staf khusus Mendikbudristek. Penggeledahan juga dilakukan di sejumlah lokasi termasuk apartemen di Jakarta Selatan. Sejumlah dokumen dan perangkat elektronik telah disita sebagai barang bukti.
Tahap Penyidikan dan Target Pihak Terlibat
Fokus Kejagung saat ini adalah mengungkap apakah ada pemufakatan jahat dalam pengadaan tersebut. Investigasi mencakup analisis terhadap pergeseran rekomendasi teknis, proses pemilihan vendor, dan rincian pengeluaran.
Dampak Terhadap Program Digitalisasi Pendidikan
Kekhawatiran Akan Turunnya Kepercayaan Publik
Kasus ini memicu kekhawatiran akan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap program digitalisasi pendidikan nasional. Padahal, program ini diharapkan menjadi pilar utama pendidikan abad ke-21 di Indonesia.
Evaluasi Kebijakan dan Tata Kelola
Beberapa pengamat pendidikan menyarankan agar Kemendikbudristek mengevaluasi kembali sistem tata kelola proyek teknologi, termasuk mekanisme pelaporan dan transparansi vendor. Pembelajaran dari kasus ini penting untuk menghindari pengulangan masalah di masa depan.
Pandangan Masyarakat dan Media
Respons Media Nasional
Sejumlah media utama seperti Kompas, Detik, dan Tempo menyoroti respons Nadiem dan proses hukum yang sedang berjalan. Media memberikan ruang bagi klarifikasi sambil menekankan perlunya penegakan hukum tanpa intervensi politik.
Opini Publik di Media Sosial
Di media sosial, opini publik terbagi antara yang mendukung langkah Kejagung dan yang menilai pengusutan kasus ini terlalu politis. Ada pula yang mempertanyakan efektivitas distribusi perangkat selama masa pandemi.
Transparansi, Akuntabilitas, dan Pelajaran Publik
Kasus dugaan korupsi Chromebook menjadi ujian besar bagi sistem pengadaan publik Indonesia, terutama di sektor pendidikan. Klarifikasi dari Nadiem Makarim menunjukkan upaya untuk tetap terbuka dan kooperatif terhadap proses hukum. Namun, penuntasan kasus ini memerlukan keterlibatan semua pihak: lembaga hukum, pengawas, media, dan publik.
Dengan pendekatan yang transparan dan akuntabel, kasus ini bisa menjadi momentum perbaikan sistemik dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, agar setiap kebijakan besar memiliki dampak nyata bagi rakyat dan tidak hanya menjadi proyek tanpa arah yang jelas.
Radar Tulungagung adalah situs portal berita lokal yang menyediakan informasi terkini, aktual, dan terpercaya seputar Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya.
Sebagai sumber berita yang profesional, Radar Tulungagung menyajikan berbagai topik menarik mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, hingga gaya hidup dan olahraga.