Taman Safari Indonesia (TSI), yang dikenal sebagai destinasi wisata edukatif dan konservasi satwa, kini tengah menjadi sorotan publik. Berbagai tuduhan serius, mulai dari eksploitasi mantan pemain sirkus hingga dugaan perdagangan satwa ilegal, mencuat dan mengguncang reputasi lembaga ini.
Dugaan Eksploitasi Mantan Pemain Sirkus
Kasus ini mencuat setelah sejumlah mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) melaporkan dugaan kekerasan dan eksploitasi yang mereka alami selama bekerja di bawah naungan TSI. Mereka mengaku mengalami perlakuan tidak manusiawi, termasuk dipaksa bekerja dalam kondisi tidak layak dan mengalami kekerasan fisik serta psikis.
Berikut adalah daftar kasus kekerasan dan eksploitasi yang terjadi di Indonesia pada Mei 2025, berdasarkan laporan terbaru dari berbagai lembaga dan media nasional:
1. Eksploitasi dan Kekerasan terhadap Mantan Pemain Sirkus OCI
Kasus eksploitasi terhadap mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) kembali mencuat. Beberapa korban melaporkan telah mengalami kekerasan fisik dan psikis sejak usia dini. Salah satu korban, Meiliana Damayanti, mengaku diperlakukan tidak manusiawi, termasuk dijejali kotoran hewan dan dirantai. Kasus ini telah dilaporkan ke Komnas HAM, Komnas Perempuan, dan Kementerian terkait.
2. Eksploitasi Seksual Anak di Jepara
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta aparat kepolisian untuk membongkar jaringan eksploitasi seksual anak di Jepara. Kasus ini diduga melibatkan sindikat kejahatan seksual anak lintas negara.
3. Kekerasan terhadap Anak di Bantul
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bantul mencatat 65 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan selama triwulan pertama 2025. Kasus-kasus tersebut meliputi kekerasan fisik, psikis, pelecehan seksual, pencabulan, penelantaran, hingga eksploitasi. Korban terbanyak adalah anak perempuan berusia 0-17 tahun.
4. Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO)
Komisi Nasional Perempuan mencatat peningkatan kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO) sepanjang 2024, dengan 1.791 kasus, meningkat 48% dibanding tahun sebelumnya. Ancaman ini mencakup eksploitasi, perundungan siber, dan penyalahgunaan data pribadi, yang sebagian besar menimpa perempuan dan anak-anak.
5. Kekerasan terhadap Perempuan Pekerja
Dalam rangka Hari Buruh Internasional 1 Mei 2025, Komnas Perempuan menyampaikan bahwa sepanjang 2024 terdapat 2.702 kasus kekerasan terhadap perempuan pekerja. Kasus-kasus ini mencakup kekerasan seksual di tempat kerja, diskriminasi upah, dan pemutusan hubungan kerja yang tidak adil. Komnas Perempuan menyerukan perlindungan hukum dan jaminan sosial yang adil bagi perempuan pekerja, terutama di sektor informal.
Tanggapan Taman Safari Indonesia
Pihak TSI membantah keterlibatan langsung dalam kasus ini. Mereka menyatakan bahwa OCI merupakan entitas terpisah dan tidak memiliki hubungan bisnis dengan TSI. Komisaris TSI, Tony Sumampouw, menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan TSI tidak terkait dengan praktik yang dituduhkan.
Respons Pemerintah dan Lembaga Terkait
Menanggapi laporan tersebut, Komisi III DPR RI meminta aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini. Anggota Komisi III DPR RI, Surahman Hidayat, menekankan pentingnya transparansi dan profesionalisme dalam penanganan kasus ini untuk memastikan keadilan bagi para korban.
Dugaan Perdagangan Satwa Ilegal
Selain kasus eksploitasi manusia, TSI juga pernah terseret dalam dugaan perdagangan satwa ilegal. Pada 2019, pihak berwenang menyita beberapa spesies satwa langka yang diduga berasal dari perdagangan ilegal dan ditemukan di TSI. Meskipun TSI mengklaim bahwa satwa tersebut merupakan hasil serahan dari masyarakat, kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang praktik konservasi yang dijalankan oleh TSI.
Insiden Lain yang Mencoreng Reputasi
Pada Juli 2024, sebuah video viral menunjukkan seorang pengunjung TSI di Bogor melemparkan kantong plastik ke mulut seekor kuda nil. Insiden ini memicu kemarahan publik dan menimbulkan pertanyaan tentang pengawasan dan edukasi pengunjung di TSI. Pihak TSI menyatakan telah mengambil tindakan terhadap pelaku dan memperkuat pengawasan di area taman.
Kesaksian Korban Taman Safari Indonesia
Berikut adalah daftar kesaksian korban dugaan eksploitasi dan kekerasan yang terjadi di lingkungan Oriental Circus Indonesia (OCI) yang terkait dengan Taman Safari Indonesia, sebagaimana diungkapkan melalui berbagai media dan platform digital:
1. Kesaksian Ida – “Saya Kabur Nekat”
Dalam sebuah video yang diunggah oleh Forum Keadilan TV, Ida, mantan pemain sirkus OCI, mengungkapkan pengalaman pahitnya. Ia menceritakan bagaimana dirinya diperlakukan tidak manusiawi, termasuk dirantai dan disiksa secara fisik. Ida juga mengaku pernah dipaksa untuk menelan kotoran gajah sebagai bentuk hukuman. Kesaksian lengkapnya dapat disimak dalam video berikut:
2. Pengakuan Butet – “Dirantai dengan Rantai Gajah”
Butet, seorang perempuan yang sejak kecil berada di bawah naungan OCI, mengaku pernah dirantai dengan rantai gajah hanya karena penampilannya dianggap kurang baik di panggung. Kisah ini mengundang keprihatinan banyak pihak, termasuk Kementerian Hukum dan HAM yang langsung menggelar audiensi khusus untuk mendengar lebih lanjut.
3. Kesaksian Fifi – “Saya Diseret dan Dikurung di Kandang Macan”
Fifi, mantan pemain sirkus OCI, mengungkapkan bahwa dirinya mengalami kekerasan fisik selama berada di lingkungan sirkus. Ia mengaku pernah diseret dan dikurung di kandang macan, serta mengalami kesulitan untuk buang air besar. Karena tidak tahan dengan perlakuan tersebut, Fifi memutuskan untuk melarikan diri melalui hutan pada malam hari hingga mencapai Cisarua. Namun, setelah sempat ditolong oleh warga, ia kembali ditemukan dan dibawa kembali ke lingkungan sirkus. Setelah kembali, Fifi mengaku mengalami penyiksaan yang lebih parah, termasuk diseret, dipasung, dan disetrum di bagian tubuh yang sensitif.
4. Kesaksian Vivi – “Saya Disiksa dan Tidak Tahu Identitas Asli”
Vivi Nur Hidayah, mantan pemain sirkus OCI, mengaku disiksa selama dilatih sirkus. Tidak hanya dipukul, Vivi juga sempat disetrum akibat pernah melarikan diri. Ia juga tidak mengetahui identitas aslinya karena sejak lahir telah dibesarkan di lingkungan sirkus tanpa mengetahui siapa orang tuanya. Belakangan, terungkap bahwa Vivi adalah anak dari seorang pemain sirkus lainnya bernama Butet. Kesaksian lengkapnya dapat disimak dalam video berikut:
5. Kesaksian Eva – “Saya Disiksa dan Dipaksa Tampil Saat Hamil”
Eva, mantan pemain sirkus OCI, mengungkapkan bahwa dirinya mengalami penyiksaan dan dipaksa untuk tetap tampil di atas panggung meskipun sedang hamil. Setelah melahirkan, ia dipisahkan dari anaknya sehingga tidak bisa menyusui. Eva juga mengaku pernah dijejali kotoran gajah hanya karena ketahuan mengambil daging empal.
Kesaksian-kesaksian di atas menggambarkan perlakuan tidak manusiawi yang dialami oleh para mantan pemain sirkus OCI. Kasus ini telah menarik perhatian publik dan mendorong berbagai pihak untuk menuntut keadilan bagi para korban serta memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Berbagai tuduhan dan insiden yang melibatkan Taman Safari Indonesia menimbulkan kekhawatiran tentang praktik konservasi dan perlakuan terhadap manusia serta satwa di lembaga ini. Meskipun TSI membantah keterlibatan langsung dalam beberapa kasus, transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci untuk memulihkan kepercayaan publik. Penting bagi pihak berwenang untuk melakukan investigasi menyeluruh dan memastikan bahwa standar etika dan hukum ditegakkan demi kesejahteraan semua pihak yang terlibat.
Radar Tulungagung adalah situs portal berita lokal yang menyediakan informasi terkini, aktual, dan terpercaya seputar Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya.
Sebagai sumber berita yang profesional, Radar Tulungagung menyajikan berbagai topik menarik mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, hingga gaya hidup dan olahraga.