Table of Contents
Dua nama besar dalam politik Amerika Serikat yang selalu menjadi sorotan adalah Joe Biden dan Donald Trump. Kedua tokoh ini tidak hanya mewakili dua partai politik utama di Amerika, Demokrat dan Republik, tetapi juga dua pandangan dunia yang berbeda. Pertarungan antara Biden dan Trump pada Pemilu Presiden 2020 adalah salah satu momen politik paling signifikan dalam sejarah Amerika modern. Artikel ini akan mengulas latar belakang kedua tokoh, kebijakan-kebijakan mereka, serta dampak dan dinamika politik yang terjadi akibat persaingan antara keduanya.
Latar Belakang Joe Biden
Kehidupan Awal dan Karir Politik
Joe Biden lahir pada 20 November 1942 di Scranton, Pennsylvania. Ia tumbuh dalam keluarga kelas pekerja dan sejak muda telah menunjukkan ketertarikan pada politik. Setelah menyelesaikan pendidikan hukum di Universitas Syracuse, Biden memulai karirnya sebagai pengacara sebelum terjun ke dunia politik.
Pada tahun 1972, Biden terpilih sebagai senator dari Delaware, menjadikannya salah satu senator termuda dalam sejarah Amerika Serikat. Karirnya sebagai senator berlangsung selama lebih dari tiga dekade, di mana ia terlibat dalam berbagai isu penting, termasuk kebijakan luar negeri, hak-hak sipil, dan reformasi peradilan.
Peran sebagai Wakil Presiden
Joe Biden menjabat sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama dari 2009 hingga 2017. Dalam perannya ini, Biden memainkan peran kunci dalam kebijakan domestik dan internasional, termasuk penanganan krisis ekonomi 2008, reformasi kesehatan melalui Affordable Care Act, dan kebijakan luar negeri terkait dengan Rusia dan Timur Tengah.
Pencalonan sebagai Presiden
Setelah masa jabatannya sebagai Wakil Presiden berakhir, Biden mencalonkan diri sebagai Presiden pada Pemilu 2020. Dengan kampanye yang berfokus pada pemulihan ekonomi, penanganan pandemi COVID-19, dan penyatuan kembali Amerika yang terpecah, Biden berhasil memenangkan pemilu dengan mengalahkan petahana, Donald Trump.
Latar Belakang Donald Trump
Kehidupan Awal dan Karir Bisnis
Donald Trump lahir pada 14 Juni 1946 di Queens, New York. Ia adalah anak dari pengembang real estate Fred Trump. Trump memulai karir bisnisnya di perusahaan real estate milik ayahnya sebelum mengambil alih dan mengubahnya menjadi Trump Organization. Melalui bisnis real estate, perhotelan, dan berbagai proyek lain, Trump menjadi seorang miliarder yang terkenal.
Karir di Media
Selain bisnis, Donald Trump juga terkenal melalui keterlibatannya di media. Ia menjadi pembawa acara reality show “The Apprentice,” yang semakin meningkatkan profil publiknya. Keberhasilannya di dunia bisnis dan media menjadi fondasi bagi pencalonannya sebagai Presiden.
Pencalonan dan Kepresidenan
Donald Trump mencalonkan diri sebagai Presiden pada Pemilu 2016 dan mengejutkan banyak pihak dengan mengalahkan kandidat Demokrat, Hillary Clinton. Sebagai Presiden, Trump fokus pada kebijakan-kebijakan seperti pengurangan pajak, deregulasi bisnis, kebijakan imigrasi yang ketat, dan pendekatan unilateral dalam hubungan internasional.
Pertarungan Politik 2020
Kampanye Biden
Joe Biden memulai kampanyenya dengan pesan persatuan dan pemulihan. Ia menekankan perlunya mengatasi pandemi COVID-19 dengan langkah-langkah ilmiah dan kebijakan yang berbasis data. Biden juga fokus pada pemulihan ekonomi dengan rencana investasi besar-besaran dalam infrastruktur dan energi bersih. Selain itu, ia berjanji untuk memperkuat jaring pengaman sosial, termasuk akses yang lebih luas terhadap perawatan kesehatan dan pendidikan.
Kampanye Trump
Donald Trump, sebagai petahana, berkampanye dengan menekankan pencapaian-pencapaian ekonomi selama masa jabatannya sebelum pandemi, seperti tingkat pengangguran yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang kuat. Trump juga menyoroti kebijakan luar negeri yang dianggapnya berhasil, seperti kesepakatan perdagangan baru dan kebijakan imigrasi yang lebih ketat. Ia juga menekankan pentingnya hukum dan ketertiban di tengah protes-protes besar yang terjadi di berbagai kota Amerika.
Debat dan Kontroversi
Debat antara Joe Biden dan Donald Trump menjadi momen penting dalam kampanye 2020. Debat pertama diwarnai dengan saling serang pribadi dan interupsi, yang membuat banyak pengamat menyebutnya sebagai salah satu debat paling kacau dalam sejarah politik Amerika. Isu-isu seperti penanganan pandemi, rasisme, ekonomi, dan integritas pemilu menjadi topik hangat yang diperdebatkan.
Selain debat, kampanye 2020 juga diwarnai dengan berbagai kontroversi. Trump menghadapi kritik tajam terkait penanganan pandemi COVID-19 dan laporan mengenai pembayaran pajaknya. Sementara itu, Biden harus menghadapi tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh Trump terkait bisnis anaknya, Hunter Biden, di luar negeri.
Hasil Pemilu dan Dampaknya
Kemenangan Biden
Joe Biden memenangkan Pemilu 2020 dengan memperoleh lebih dari 81 juta suara, jumlah tertinggi dalam sejarah pemilu Amerika. Kemenangan ini juga ditandai dengan perolehan suara elektoral yang signifikan. Keberhasilan Biden dianggap sebagai kemenangan bagi para pemilih yang menginginkan perubahan dalam penanganan pandemi dan kebijakan domestik.
Penolakan Trump
Donald Trump menolak menerima hasil pemilu dan mengklaim adanya kecurangan yang meluas, meskipun tidak ada bukti substansial yang mendukung klaim tersebut. Penolakan ini memicu berbagai upaya hukum untuk membatalkan hasil pemilu di beberapa negara bagian, tetapi sebagian besar ditolak oleh pengadilan.
Insiden 6 Januari 2021
Penolakan Trump terhadap hasil pemilu memuncak pada insiden 6 Januari 2021, ketika sekelompok pendukung Trump menyerbu Capitol Hill saat Kongres sedang bersidang untuk mengesahkan hasil pemilu. Insiden ini menyebabkan kerusakan besar, korban jiwa, dan mengguncang fondasi demokrasi Amerika. Trump kemudian dimakzulkan untuk kedua kalinya oleh Dewan Perwakilan Rakyat atas tuduhan menghasut pemberontakan.
Kebijakan dan Pendekatan Pemerintahan Biden
Penanganan Pandemi
Salah satu prioritas utama Joe Biden setelah menjabat adalah penanganan pandemi COVID-19. Biden mempercepat distribusi vaksin dan mengimplementasikan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang ketat untuk menekan penyebaran virus. Upaya ini termasuk kampanye vaksinasi massal, peningkatan kapasitas testing, dan penyediaan bantuan ekonomi bagi individu dan bisnis yang terdampak pandemi.
Pemulihan Ekonomi
Untuk memulihkan ekonomi, Biden mengusulkan paket stimulus besar-besaran yang mencakup bantuan langsung tunai kepada warga Amerika, perluasan tunjangan pengangguran, dan dukungan bagi usaha kecil. Selain itu, Biden memperkenalkan rencana infrastruktur ambisius yang berfokus pada pembangunan jalan, jembatan, dan sistem transportasi umum, serta investasi dalam energi terbarukan dan teknologi hijau.
Reformasi Sosial
Joe Biden juga berkomitmen untuk memperjuangkan reformasi sosial yang lebih luas. Ini termasuk memperkuat undang-undang hak-hak sipil, mengatasi ketidaksetaraan rasial, dan memperluas akses terhadap perawatan kesehatan dan pendidikan. Pemerintahannya juga bekerja untuk membalikkan beberapa kebijakan imigrasi kontroversial yang diberlakukan selama masa pemerintahan Trump.
Pengaruh Global dari Kepemimpinan Biden dan Trump
Kebijakan Luar Negeri Trump
Selama masa kepresidenannya, Donald Trump mengadopsi pendekatan kebijakan luar negeri yang berfokus pada prinsip “America First”. Ini termasuk menarik Amerika Serikat dari beberapa perjanjian internasional, seperti Kesepakatan Paris tentang perubahan iklim dan Kesepakatan Nuklir Iran. Trump juga mengupayakan renegosiasi kesepakatan perdagangan dan meningkatkan tarif pada produk impor dari beberapa negara, termasuk China.
Kebijakan Luar Negeri Biden
Joe Biden berusaha mengembalikan posisi Amerika Serikat di panggung global dengan kembali bergabung dalam perjanjian internasional, seperti Kesepakatan Paris. Biden juga berkomitmen untuk memperkuat aliansi tradisional Amerika, seperti NATO, dan mengadopsi pendekatan multilateral dalam menangani tantangan global seperti perubahan iklim, pandemi, dan ancaman keamanan internasional.
Pandangan dan Reaksi Publik
Polarisasi Politik
Persaingan antara Joe Biden dan Donald Trump mencerminkan polarisasi politik yang mendalam di Amerika Serikat. Kedua tokoh ini mewakili dua kutub yang berbeda dalam pandangan politik dan kebijakan, yang sering kali membuat masyarakat terbelah. Polarisasi ini tampak jelas dalam debat publik, media sosial, dan bahkan dalam hubungan antarpribadi.
Dukungan dan Penolakan
Joe Biden mendapat dukungan kuat dari pemilih Demokrat, kaum progresif, dan kelompok minoritas yang menginginkan perubahan dari kebijakan Trump. Sementara itu, Donald Trump tetap mempertahankan basis pendukung setia yang menghargai pendekatan langsungnya dan kebijakan konservatifnya. Penolakan terhadap hasil pemilu dan tindakan Trump setelah pemilu juga memicu perdebatan sengit di antara kedua kelompok pendukung ini.
Masa Depan Politik Amerika
Pertarungan antara Biden dan Trump telah meninggalkan jejak yang mend
alam dalam politik Amerika. Tantangan terbesar bagi Biden adalah menyatukan negara yang terpecah dan memulihkan kepercayaan publik terhadap pemerintah. Sementara itu, Trump, meskipun tidak lagi menjabat, terus memiliki pengaruh besar dalam Partai Republik dan berpotensi mencalonkan diri kembali pada pemilu berikutnya.
Dampak Pemilu AS 2024 terhadap Indonesia
Jika Biden Terpilih Kembali
Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan
Jika Joe Biden terpilih kembali pada Pemilu 2024, Indonesia dapat mengharapkan kelanjutan dan mungkin peningkatan kerjasama ekonomi dan perdagangan dengan Amerika Serikat. Biden kemungkinan akan melanjutkan kebijakan perdagangan yang lebih terbuka dan multilateral, yang dapat membuka peluang bagi produk Indonesia di pasar AS.
Perubahan Iklim dan Energi
Biden berkomitmen terhadap isu perubahan iklim dan energi bersih. Hal ini bisa membuka peluang kerjasama dalam bidang energi terbarukan antara AS dan Indonesia. Program-program pendanaan dan investasi hijau dari AS bisa membantu Indonesia dalam mencapai target emisi dan pengembangan energi terbarukan.
Hak Asasi Manusia dan Demokrasi
Biden dikenal memperjuangkan hak asasi manusia dan demokrasi. Ini bisa berarti tekanan yang lebih besar pada Indonesia terkait isu-isu hak asasi manusia dan kebebasan sipil. Kerjasama dalam bidang pendidikan dan kesehatan juga mungkin akan diperkuat dengan fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Jika Trump Terpilih Kembali
Kebijakan Perdagangan
Jika Donald Trump terpilih kembali, kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis bisa kembali diberlakukan. Hal ini bisa berdampak negatif pada perdagangan Indonesia dengan AS, terutama jika Trump memutuskan untuk menaikkan tarif atau memberlakukan pembatasan impor yang lebih ketat.
Pendekatan Unilateral
Pendekatan unilateral Trump dalam kebijakan luar negeri bisa menyebabkan ketidakpastian dalam hubungan internasional, termasuk dengan Indonesia. Kerjasama multilateral mungkin akan berkurang, dan fokus pada kepentingan nasional AS bisa mengurangi peluang kerjasama internasional yang saling menguntungkan.
Kebijakan Imigrasi
Kebijakan imigrasi Trump yang lebih ketat bisa berdampak pada diaspora Indonesia di AS. Pembatasan visa dan kebijakan imigrasi yang lebih restriktif bisa menyulitkan warga Indonesia yang ingin bekerja atau belajar di Amerika Serikat.
Kesimpulan
Pertarungan politik antara Joe Biden dan Donald Trump adalah salah satu momen paling signifikan dalam sejarah modern Amerika Serikat. Kedua tokoh ini tidak hanya mewakili dua partai politik utama tetapi juga dua visi yang sangat berbeda untuk masa depan Amerika. Kemenangan Biden pada Pemilu 2020 menandai perubahan besar dalam kebijakan domestik dan internasional, tetapi tantangan besar masih ada, termasuk mengatasi polarisasi politik yang mendalam.
Melalui penanganan pandemi, pemulihan ekonomi, dan reformasi sosial, Biden berusaha membangun kembali Amerika dan memulihkan kepercayaan publik. Namun, warisan Trump dan pengaruhnya dalam politik Amerika tetap kuat, menunjukkan bahwa pertarungan ide dan kebijakan akan terus berlanjut. Masa depan politik Amerika akan ditentukan oleh bagaimana kedua kubu ini mampu bekerja sama atau terus bersaing dalam menghadapi tantangan-tantangan besar yang dihadapi negara.