Table of Contents
Mimpi merupakan fenomena alam bawah sadar yang seringkali menyimpan makna mendalam, terlebih ketika mimpi itu berkaitan dengan simbol-simbol tertentu seperti burung. Dalam Islam, mimpi dianggap sebagai salah satu dari 46 bagian kenabian. Mimpi bisa menjadi pertanda baik, peringatan, atau sekadar cerminan pikiran dan perasaan kita. Salah satu jenis mimpi yang cukup umum dialami umat Islam adalah mimpi menangkap burung dengan tangan sendiri. Mimpi ini bisa memunculkan rasa penasaran—apakah ini pertanda datangnya rezeki? Atau malah isyarat dari sisi spiritual yang lebih dalam?
Artikel ini membahas secara rinci tentang bagaimana Islam memandang mimpi jenis ini, berdasarkan sumber klasik seperti tafsir mimpi Ibnu Sirin, serta analisis dari perspektif psikologis dan spiritual. Kita juga akan mengulas bagaimana menyikapi mimpi ini agar tetap berada dalam koridor syariat dan hikmah.
Pandangan Islam tentang Mimpi
Jenis-Jenis Mimpi Menurut Hadis Rasulullah SAW
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
“Mimpi itu ada tiga: mimpi dari Allah, mimpi dari setan, dan mimpi dari diri sendiri.”
- Ru’ya Shadiqah (mimpi baik): berasal dari Allah, biasanya membawa kabar gembira.
- Hulm (mimpi buruk): berasal dari setan, menimbulkan ketakutan dan gangguan.
- Haditsun nafs (bisikan jiwa): muncul dari pikiran, perasaan, dan aktivitas yang dilakukan sehari-hari.
Mimpi menangkap burung bisa termasuk ru’ya shadiqah jika dirasakan menenangkan dan membangkitkan semangat hidup.
Mimpi dalam Tradisi Ulama
Ulama seperti Imam Nawawi dan Imam Al-Ghazali juga menekankan pentingnya tidak serta-merta mempercayai mimpi kecuali ada indikasi yang kuat bahwa itu berasal dari Allah. Karena itu, tafsir mimpi harus hati-hati dan tidak tergesa-gesa.

Tafsir Mimpi Menangkap Burung: Tinjauan Klasik dan Kontemporer
Penjelasan Ibnu Sirin
Ibnu Sirin dalam kitabnya “Tafsir al-Ahlam” menyebutkan bahwa menangkap burung bisa bermakna:
- Kemenangan: merepresentasikan pencapaian yang diperoleh lewat perjuangan.
- Rezeki: burung kerap dikaitkan dengan rezeki yang turun dari langit.
- Ilmu dan Hikmah: terutama jika burung yang ditangkap berkicau atau berwarna indah.
Namun tafsir tersebut tidak bersifat mutlak. Konteks pribadi dan kondisi ruhani si pemimpi tetap menjadi faktor penentu.
Tafsir Berdasarkan Jenis Burung
- Burung Pipit atau kecil: pertanda datangnya anak, kabar baik, atau amanah kecil yang akan menambah keberkahan.
- Burung besar (elang, rajawali): lambang prestasi besar atau kedudukan tinggi yang akan didapatkan.
- Burung gagak: bisa menjadi isyarat dari ujian, namun juga bisa diartikan sebagai tanda pembersihan dosa jika mimpi tersebut membangkitkan rasa tobat.
- Burung merpati: sering dikaitkan dengan kesetiaan, kedamaian, atau akan datangnya pasangan hidup.
Tafsir Berdasarkan Aksi dalam Mimpi
- Menangkap dan memelihara burung: pertanda akan diberikan tanggung jawab dan kepercayaan.
- Menangkap lalu melepaskannya: perlambang keikhlasan dan kesadaran untuk tidak memaksakan kehendak.
- Menangkap burung yang terluka: pertanda seseorang akan menjadi penolong bagi orang lain dalam kesulitan.
Makna Psikologis dan Spiritualitas Mimpi Menangkap Burung
Burung sebagai Simbol Ruh dan Cita-Cita
Burung secara simbolis sering dikaitkan dengan jiwa manusia. Dalam banyak literatur tasawuf, burung melambangkan ruh yang ingin meraih ketinggian spiritual, terbang menuju cahaya ilahi. Maka, menangkap burung bisa diartikan sebagai keberhasilan mengendalikan hawa nafsu, menemukan misi hidup, atau memperbaiki arah perjalanan spiritual.
Penjelasan Psikologi Modern
Psikolog seperti Carl Jung menganggap burung sebagai simbol dari aspirasi jiwa. Mimpi menangkap burung bisa mencerminkan:
- Keinginan untuk menguasai situasi
- Ambisi yang mulai membuahkan hasil
- Pencarian makna hidup dan arah tujuan yang mulai jelas
Jika mimpi tersebut terjadi berulang kali, bisa jadi itu adalah dorongan bawah sadar untuk melakukan tindakan nyata terhadap tujuan yang tertunda.

Cara Menyikapi Mimpi Menangkap Burung Menurut Islam
Bersyukur dan Berdoa Jika Mimpi Baik
Dalam riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
“Jika salah seorang dari kalian melihat mimpi yang ia sukai, maka itu dari Allah. Maka hendaklah ia memuji Allah dan menceritakannya kepada orang yang ia percayai.”
Maka jika mimpi itu menghadirkan semangat dan kebahagiaan, dianjurkan untuk memperbanyak syukur dan doa agar harapan baik tersebut menjadi kenyataan.
Ta’awudz dan Menolak Mimpi Buruk
Namun jika mimpi terasa membingungkan atau menakutkan, Rasulullah menganjurkan untuk membaca ta’awudz, berpindah sisi tidur, dan tidak menceritakannya kepada siapapun.
Melanjutkan dengan Amal Sholeh
Mimpi yang kuat kesannya terhadap batin dapat menjadi titik balik perubahan. Seseorang bisa menggunakannya sebagai momentum untuk:
- Memperbanyak sedekah
- Menunaikan nazar atau niat baik
- Memperbaiki hubungan sosial dan memperbanyak istighfar
Studi Kasus dan Kisah Nyata
Mimpi Sahabat Rasulullah
Dalam kitab-kitab siroh, diceritakan bahwa sahabat Rasulullah seperti Abdullah bin Umar RA kerap menyampaikan mimpi mereka kepada Rasul untuk ditafsirkan. Mimpi tentang burung juga pernah disebut sebagai isyarat kemenangan dalam perang atau datangnya bantuan dari langit.
Pengalaman Ulama Modern
Syekh Muhammad al-Ghazali pernah menulis bahwa mimpi tentang menangkap burung dialami oleh seorang pemuda yang beberapa waktu kemudian mendapatkan beasiswa luar negeri—menunjukkan bahwa mimpi itu bisa menjadi tanda dibukanya jalan ilmu dan kemajuan.

Menangkap Burung dalam Mimpi—Rezeki, Ilham, atau Ujian?
Mimpi menangkap burung dengan tangan sendiri tidak bisa dimaknai secara tunggal. Ia bisa berarti pertanda datangnya rezeki, kesempatan emas, amanah baru, atau bahkan bentuk ujian yang harus disambut dengan sabar dan tawakkal. Islam memandang mimpi sebagai anugerah, tetapi tidak menjadikannya sebagai sumber hukum.
Yang paling penting adalah bagaimana kita menyikapinya: apakah dengan lalai dan membanggakan diri, atau justru dengan penuh rasa syukur dan refleksi. Mimpi hanyalah jendela kecil ke dalam batin—yang hakikatnya harus diiringi dengan amal nyata, ikhtiar, dan doa yang tidak pernah putus kepada Allah SWT.