TRENGGALEK – Mak Sudul, pemeran atau tokoh utama dagelan di YouTube Neyeng TV merupakan ibu-ibu yang berprofesi sebagai tukang pijat. Bahkan, dia tidak tahu apa itu akting. Namun, cara Makdul (panggilan Sudul, Red) berakting dalam sejumlah video terlihat begitu lihai hingga mengundang tawa para penonton.
Desa/Kecamatan Pule menyimpan sekelumit warga yang kreatif. Biarpun rata-rata mereka adalah para generasi O, mereka berhasil bereksistensi di tengah generasi milenial. Hal itu ditandai dari aksi jenaka mereka dalam memerankan video dagelan di YouTube Neyeng TV.
Setting atau latar dalam video pendek itu berada di RT 7/RW 4, Dusun Krajan. Ada dua rumah yang sering menjadi latar pengambilan video itu, yakni di rumah Makdul dan Sutini (tokoh kedua, Red). Jarak rumah mereka tak terlalu jauh atau sekitar 20 langkah kaki orang dewasa. Itu menunjukkan bahwa mereka sebetulnya adalah tetangga rumah.
Lingkungan aktor dagelan itu pun tidak terlalu sulit dijangkau. Lingkungan mereka berada di sebelah jalan desa yang menghubungkan antar-RT. Kendaraan roda empat dan dua pun bisa mengakses lokasinya.
Merupakan khas dari daerah yang berada di dataran tinggi, lingkungan Makdul dkk terasa lebih dingin dibandingkan dengan udara di Kota Alen-Alen. Udara di lingkungan sini terasa lebih jernih dan terbebas dari polusi asap kendaraan bermotor.
Situasi lingkungan di desa ini pun mengingatkan budaya Jawa asli yang belum terasimilasi dengan budaya lain. Hal itu juga ditunjukkan melalui keguyuban antartetangga. Poskamling di sana masih berfungsi sebagai tempat para warga bercengkerama.
Makdul dkk tinggal di lingkungan seperti itu. Para aktor Neyeng TV beranggotakan Sadinem (nama asli Makdul, Red); Lahuri (istri Sadinem, Red); Sutini; Trian Riono. Kekompakan mereka dalam berakting karena mereka memiliki chemistry sebagai keluarga dan tetangga.
Namun, memainkan peran di depan kamera tak semudah membalikkan telapak tangan. Makdul dkk mayoritas manusia generasi O. Mereka belum akrab dengan smartphone. Bahkan, Makdul tidak tahu apa itu YouTube. “Saya cuma ikut-ikutan,” cetus Makdul di tengah perbincangan antartokoh dagelan Neyeng TV.
Berangkat dari para otodidak, Makdul dkk pun biasa take video tidak cuma sekali. Melainkan beberapa kali, puluhan kali, hingga seratus kali. Bahkan, ada yang sampai 115 kali hanya untuk satu scene yang benar-benar gurih.
Tidak seperti aktor papan atas. Tiap sesi istirahat atau setelah selesai scene itu ada yang melayaninya untuk membawa payung dan makanan. Makdul dkk hanya mengandalkan keikhlasan. Acapkali, mereka bawa bontotan (bekal makanan, Red) dari rumah, kalau mereka merasa lapar di tengah pengambilan video.
Di luar itu, apa yang Makdul dkk alami justru menjadi cerita bagi mereka. Dengan begitu, mereka bisa menjadi lebih kompak, baik saat inframe maupun di dunia nyata.
Tak jauh beda seperti Makdul. Para tokoh dagelan yang viral di TikTok itu rata-rata para warga kelas ekonomi ke bawah. Lahuri (suami Makdul, Red) berprofesi sebagai juru parkir, Sutini adalah ibu-ibu rumah tangga, sedangkan Trian merupakan mantan penjual es. Namun, ekonomi itu bukan acuan saklek untuk memandang rendah seseorang. Buktinya, melalui aksi-aksi jenaka mereka, warganet dibikin puas hingga menikmati tiap konten hiburan mereka.
Kini, Neyeng TV telah memiliki 140 ribu subscriber dengan 126 video pendek.(*/c1/rka)
Radar Tulungagung adalah situs portal berita lokal yang menyediakan informasi terkini, aktual, dan terpercaya seputar Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya.
Sebagai sumber berita yang profesional, Radar Tulungagung menyajikan berbagai topik menarik mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, hingga gaya hidup dan olahraga.