Table of Contents
Jakarta — Gunung Merapi, salah satu gunung api paling aktif di Indonesia, kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Waspada (Level II) setelah serangkaian aktivitas vulkanik yang terdeteksi dalam beberapa hari terakhir, termasuk erupsi dengan kolom abu dan kegempaan vulkanik dangkal.
Situasi Terbaru Gunung Merapi
Pada malam hari pukul 22.36 WIB, aktivitas vulkanik Gunung Merapi meningkat drastis. Seismograf mencatat letusan dengan amplitudo 7,5 mm yang berlangsung sekitar 30 detik. Visual dari Pos Pengamatan menunjukkan adanya hembusan abu tipis hingga sedang yang keluar dari kawah utama. Dalam beberapa hari sebelumnya, tercatat dua kali letusan dan sembilan kali hembusan dari kawah, dengan intensitas meningkat dari waktu ke waktu.
Arti dari Status Waspada Level II
Status Level II atau Waspada diberikan ketika terpantau peningkatan aktivitas gunung api, namun belum terjadi erupsi eksplosif yang mengancam permukiman luas. Pada fase ini, terjadi peningkatan kegempaan, deformasi kawah, serta emisi gas dan material dari dalam perut bumi. Dengan kata lain, kondisi ini menjadi peringatan awal bagi masyarakat di sekitar lereng gunung untuk meningkatkan kesiapsiagaan, terutama dalam radius 3 km dari kawah.

Rekomendasi Resmi dari PVMBG
PVMBG mengeluarkan sejumlah imbauan penting:
- Masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari puncak kawah.
- Warga diminta untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan ketika terjadi hujan abu.
- BPBD diminta meningkatkan pengawasan di jalur-jalur sungai yang berhulu di Merapi karena potensi lahar hujan.
- Petugas pengamatan tetap berada dalam status siaga untuk mencatat dan melaporkan aktivitas terkini.
Potensi Bahaya dan Dampaknya
1. Lahar Dingin
Lahar dingin merupakan campuran material vulkanik dan air hujan yang bisa meluncur deras di sepanjang aliran sungai. Potensinya tinggi saat musim hujan seperti sekarang. Warga di bantaran Kali Gendol, Kali Boyong, Kali Kuning, dan Kali Woro diminta waspada.
2. Abu Vulkanik
Abu dapat menyebar hingga puluhan kilometer tergantung arah dan kecepatan angin. Gangguan kesehatan seperti ISPA, iritasi mata, dan dampak terhadap pertanian menjadi ancaman utama.
3. Awan Panas Guguran
Jika erupsi terus berlanjut, awan panas berpotensi mengarah ke sisi tenggara dan barat daya gunung. Ini sangat membahayakan jika jarak luncurnya melampaui prediksi.
Respons Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten telah meningkatkan koordinasi dengan BPBD dan PVMBG. Persiapan logistik darurat mulai digerakkan, dan jalur evakuasi kembali dibersihkan dan ditandai. Sosialisasi kepada masyarakat dilakukan melalui RT/RW, radio lokal, dan media sosial.
Kepala BPBD Sleman menyatakan bahwa hingga kini belum perlu dilakukan evakuasi massal, namun posko siaga telah disiapkan di beberapa desa sekitar lereng Merapi. Warga diminta tetap tenang namun waspada.

Kilas Balik Letusan Gunung Merapi
Gunung Merapi memiliki siklus letusan berkala. Beberapa letusan besar tercatat dalam sejarah:
- 2010: Letusan terbesar dalam satu abad terakhir, menewaskan lebih dari 350 orang.
- 2018–2021: Rentetan erupsi dengan guguran lava dan awan panas berskala sedang.
- 2023–2024: Aktivitas dominan berupa guguran lava pijar dan hembusan.
Letusan Merapi umumnya bertipe eksplosif dan efusif secara bergantian, menjadikannya salah satu gunung dengan pengawasan paling intensif di Indonesia.
Apa yang Harus Dilakukan Masyarakat?
- Ikuti arahan resmi dari PVMBG, BPBD, dan pemerintah desa.
- Gunakan masker dan pelindung mata jika terjadi hujan abu.
- Hindari aktivitas di aliran sungai yang berhulu di puncak Merapi.
- Persiapkan tas siaga darurat berisi dokumen penting, obat-obatan, makanan ringan, dan senter.
- Jangan terpancing hoaks atau informasi yang belum diverifikasi.
Tetap Tenang dan Waspada
Meskipun erupsi Gunung Merapi saat ini belum mencapai tahap yang mengancam secara luas, kewaspadaan tinggi tetap menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana alam. Pemerintah, relawan, dan masyarakat perlu terus bersinergi untuk memastikan keselamatan bersama.
Dengan pengawasan intensif dan komunikasi yang baik, diharapkan situasi ini dapat dikendalikan dengan cepat dan minim risiko. Tetap pantau informasi dari kanal resmi seperti PVMBG dan aplikasi MAGMA Indonesia untuk pembaruan terbaru.