Table of Contents
Kabar mengejutkan datang dari dunia hiburan Indonesia. Aktor sekaligus pesinetron terkenal, Jonathan Frizzy, dilaporkan ditangkap oleh pihak kepolisian terkait kasus dugaan penyalahgunaan obat keras yang disamarkan dalam bentuk vape. Yang lebih mengejutkan, zat aktif yang digunakan dalam vape tersebut adalah etomidate, sebuah obat anestesi yang biasa digunakan di dunia medis untuk prosedur darurat. Penangkapan ini langsung menjadi sorotan publik dan memunculkan kekhawatiran baru tentang tren penggunaan obat keras dalam bentuk tidak lazim.
Profil Jonathan Frizzy
Jonathan Frizzy, yang lebih dikenal dengan nama panggung Ijonk, adalah aktor dan model Indonesia kelahiran 13 April 1982. Namanya mulai dikenal publik sejak membintangi sejumlah sinetron populer seperti “Siapa Takut Jatuh Cinta”, “Cinta Fitri”, dan “Anak Langit”. Kariernya di dunia hiburan tergolong panjang dan cemerlang, bahkan kerap tampil sebagai wajah iklan berbagai produk.
Frizzy dikenal sebagai figur publik dengan penampilan rapi dan imej positif, meskipun sempat beberapa kali diberitakan menghadapi persoalan rumah tangga. Keterlibatannya dalam kasus penyalahgunaan obat keras berbentuk vape tentu menjadi pukulan keras bagi citra dan karier yang selama ini ia bangun.
Penangkapan Jonathan Frizzy dan Barang Bukti yang Ditemukan
Jonathan Frizzy diamankan oleh kepolisian di salah satu apartemen mewah kawasan Jakarta Selatan. Dalam penggeledahan, ditemukan sejumlah alat vape yang diduga mengandung cairan berbahan dasar etomidate. Berdasarkan hasil uji laboratorium sementara, kandungan cairan tersebut memang terbukti mengandung senyawa etomidate, yang seharusnya hanya bisa digunakan dalam pengawasan medis ketat.
Pihak kepolisian menyebutkan bahwa penangkapan dilakukan setelah adanya laporan dari masyarakat dan pengembangan dari kasus serupa yang lebih dahulu ditangani. Frizzy kini tengah menjalani pemeriksaan intensif dan telah ditetapkan sebagai tersangka.
Apa Itu Etomidate?
Etomidate adalah obat anestesi umum yang digunakan secara intravena dalam prosedur medis, khususnya dalam situasi darurat seperti intubasi atau operasi kecil. Obat ini bekerja dengan cara menekan sistem saraf pusat, membuat pasien kehilangan kesadaran dalam waktu singkat. Efek cepat dan durasinya yang pendek membuat etomidate sangat berguna dalam penanganan pasien gawat darurat.
Mengapa Etomidate Berbahaya?
Penggunaan etomidate yang tidak sesuai prosedur medis dapat menimbulkan dampak berbahaya. Pertama, etomidate menyebabkan penekanan kuat pada sistem saraf pusat. Jika digunakan tanpa pengawasan, risiko gangguan kesadaran mendadak hingga kejang sangat tinggi. Bahkan dalam dosis yang sedikit lebih tinggi dari standar medis, pengguna bisa mengalami henti napas dan kehilangan kesadaran total.

Kedua, etomidate memengaruhi fungsi kelenjar adrenal. Pada penggunaan jangka pendek saja, etomidate bisa menekan produksi hormon kortisol yang dibutuhkan tubuh dalam mengatasi stres dan infeksi. Efek ini bisa fatal jika terjadi pada seseorang dalam kondisi imun lemah.
Ketiga, bentuk etomidate cair dalam vape meningkatkan risiko masuknya partikel zat aktif langsung ke paru-paru, yang bisa memicu kerusakan paru kronis. Vape berbahan etomidate sangat berbahaya karena tidak memiliki batasan dosis pasti seperti penggunaan medis.
Keempat, jika digunakan secara bersamaan dengan zat lain seperti alkohol, obat penenang, atau depresan sistem saraf, efek etomidate bisa berlipat ganda dan berujung pada kematian mendadak.
Modus Penggunaan Etomidate dalam Vape
Fenomena baru yang mengkhawatirkan adalah penggunaan zat-zat medis seperti etomidate dalam bentuk cairan vape. Dengan kemasan yang menyerupai liquid vape biasa, zat ini dengan mudah dapat dikonsumsi tanpa terdeteksi oleh orang awam. Pengguna cukup menghisap seperti vape pada umumnya, namun efek yang ditimbulkan sangat berbeda.
Ahli toksikologi dari RSUD Cipto Mangunkusumo menyebut bahwa inhalasi etomidate melalui vape adalah tindakan berisiko tinggi. “Zat ini tidak didesain untuk dihirup. Struktur kimia dan cara kerjanya dalam tubuh bisa merusak sistem pernapasan jika digunakan secara sembarangan,” jelasnya.
Dampak Kesehatan yang Mengerikan
Etomidate bisa menyebabkan efek sedatif ekstrem yang berdampak langsung pada kesadaran pengguna. Dalam beberapa kasus, penggunaan tanpa takaran medis bisa memicu kejang, henti napas, bahkan kematian mendadak. Terlebih lagi, jika digunakan bersamaan dengan alkohol atau obat depresan lain, risikonya meningkat secara eksponensial.
Tidak hanya itu, penggunaan vape berbahan etomidate juga berpotensi merusak organ vital seperti paru-paru, hati, dan jantung. Dalam jangka panjang, efek keracunan sistemik dapat terjadi dan menimbulkan gangguan neurologis permanen.
Reaksi Publik dan Industri Hiburan
Kabar ini jelas menjadi pukulan telak bagi dunia hiburan tanah air. Jonathan Frizzy yang selama ini dikenal sebagai sosok selebritas dengan citra bersih, kini harus menghadapi kenyataan pahit karena terseret dalam kasus narkotika non-tradisional. Banyak rekan artis mengungkapkan rasa kecewa dan prihatin atas kasus ini.
Beberapa LSM anti-narkoba juga mulai angkat bicara, menyerukan agar BPOM dan Kementerian Kesehatan segera memperketat regulasi terkait cairan vape yang beredar di pasaran. Mereka khawatir akan munculnya tren serupa, di mana obat keras dan zat psikoaktif diselundupkan dalam kemasan vape yang sulit dideteksi.
Regulasi Lemah dan Perlu Tindakan Tegas
Kasus Jonathan Frizzy membuka mata publik akan kelemahan pengawasan terhadap produk vape di Indonesia. Selama ini, regulasi vape hanya difokuskan pada kadar nikotin dan larangan bahan berbahaya seperti diacetyl. Namun, belum ada regulasi spesifik yang mengatur pelarangan obat medis dalam bentuk liquid vape.
Kepolisian menyebut akan berkoordinasi dengan BPOM dan Kemenkes untuk menelusuri jalur distribusi cairan vape etomidate ini. “Kami sedang mendalami apakah cairan ini diproduksi di dalam negeri atau merupakan barang impor ilegal. Jika terbukti melibatkan jaringan besar, tentu akan kami tindak tegas,” ungkap juru bicara Polda Metro Jaya.
Potensi Bahaya Vape Obat Keras Bagi Generasi Muda
Tren penggunaan vape di kalangan remaja dan dewasa muda meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir. Dengan hadirnya cairan vape mengandung etomidate, maka risiko penyalahgunaan obat-obatan di generasi muda pun meningkat tajam.

Psikolog dari Universitas Indonesia, Dr. Sandra Agustinus, menyebut bahwa ini adalah bentuk penyalahgunaan baru yang berbahaya. “Anak-anak muda tertarik karena bentuknya yang modern dan mudah disembunyikan. Ini membuat deteksi dan pencegahan makin sulit dilakukan, apalagi jika pelakunya figur publik.”
Kasus yang Harus Jadi Alarm Bahaya Nasional
Kasus Jonathan Frizzy bukan hanya kasus selebritas biasa. Ini adalah alarm keras tentang bahaya penyalahgunaan obat keras yang mulai merambah ke medium baru seperti vape. Etomidate seharusnya hanya digunakan di ruang gawat darurat, bukan di kalangan anak muda sebagai alat euforia.
Pemerintah harus segera merespons dengan regulasi yang lebih ketat, edukasi publik, serta pengawasan yang menyeluruh terhadap industri vape. Jika tidak, bukan tidak mungkin akan muncul kasus-kasus serupa dengan dampak yang jauh lebih mengerikan.
Perjalanan hukum Jonathan Frizzy masih akan panjang, namun yang jelas, masyarakat kini telah dihadapkan pada kenyataan bahwa penyalahgunaan zat berbahaya kini semakin canggih dan terselubung. Sudah saatnya Indonesia benar-benar waspada dan bertindak sebelum semuanya terlambat.