Table of Contents
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari hubungan sosial. Islam sebagai agama yang sempurna memberikan panduan lengkap tentang bagaimana menjalin hubungan dengan sesama manusia, termasuk dalam pertemanan. Adab berteman dalam Islam tidak hanya mengutamakan aspek duniawi, tetapi juga nilai-nilai ukhrawi yang membawa keberkahan.
Pentingnya Pertemanan dalam Islam
Pertemanan adalah salah satu bentuk interaksi sosial yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan seseorang. Dalam Islam, pertemanan bukan hanya tentang mencari kesenangan bersama, tetapi juga membantu satu sama lain dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Seseorang itu tergantung pada agama teman dekatnya. Maka, hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan siapa dia berteman.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Hadis ini menegaskan bahwa teman memiliki pengaruh besar terhadap keimanan dan perilaku seseorang. Oleh karena itu, Islam sangat menganjurkan memilih teman yang baik dan menjalankan adab-adab yang sesuai syariat.
Adab Berteman dalam Islam
Niat yang Lurus
Berteman dalam Islam harus dilandasi dengan niat yang tulus dan lurus. Tujuan berteman bukan semata-mata untuk kepentingan duniawi, tetapi juga demi mencari ridha Allah SWT. Ketulusan ini akan menjadikan hubungan persahabatan lebih bermakna dan penuh keberkahan.
Memilih Teman yang Baik
Islam menganjurkan memilih teman yang memiliki akhlak mulia dan keimanan yang kokoh. Berteman yang baik akan mengingatkan kita ketika lalai dan mendukung kita dalam kebaikan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
“Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya.” (QS. Al-Kahfi: 28)
Ayat ini mengajarkan pentingnya bergaul dengan orang-orang yang senantiasa mengingat Allah.
Menghindari Pertemanan yang Membawa Keburukan
Sebaliknya, Islam melarang pertemanan dengan orang-orang yang dapat membawa kita kepada keburukan. Dalam Al-Qur’an disebutkan:
“Teman-teman akrab pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)
Pertemanan yang didasarkan pada kepentingan duniawi belaka akan berakhir dengan penyesalan, terutama jika teman tersebut menjauhkan kita dari jalan Allah.
Menghormati Teman
Islam menekankan pentingnya sikap saling menghormati dalam pertemanan. Menghormati teman berarti tidak merendahkan, menghinakan, atau menyakiti perasaannya. Rasulullah SAW bersabda:
“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Dia tidak boleh menzalimi, menelantarkan, atau menghinanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menjaga Rahasia Teman
Kepercayaan adalah fondasi penting dalam sebuah hubungan. Dalam pertemanan, menjaga rahasia teman merupakan salah satu bentuk penghormatan dan amanah. Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila seseorang menceritakan sesuatu kepada kamu dan dia meminta agar itu dirahasiakan, maka itu adalah amanah.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Memberi Nasihat dengan Hikmah
Salah satu bentuk kasih sayang dalam pertemanan adalah saling menasihati dalam kebaikan. Namun, nasihat harus diberikan dengan cara yang bijak dan tidak menyakiti perasaan teman. Al-Qur’an mengajarkan:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)
Menjaga Silaturahmi
Pertemanan yang diridai Allah adalah pertemanan yang dipelihara dengan baik. Bahkan jika teman kita melakukan kesalahan, Islam mengajarkan untuk memaafkan dan tetap menjaga hubungan baik. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak halal bagi seorang Muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keutamaan Berteman dalam Islam
Pertemanan yang dilandasi keimanan memiliki banyak keutamaan. Di antaranya adalah:
- Mendapatkan Cinta Allah: Allah mencintai orang-orang yang saling mencintai karena-Nya. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman:“Cinta-Ku pasti bagi orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, saling mengunjungi karena-Ku, dan saling memberi karena-Ku.” (HR. Ahmad)
- Dijauhkan dari Neraka: Rasulullah SAW bersabda:“Barangsiapa yang mencintai seseorang karena Allah, membenci seseorang karena Allah, memberi seseorang karena Allah, dan menahan sesuatu karena Allah, maka sempurnalah imannya.” (HR. Abu Dawud)
- Dinaungi pada Hari Kiamat: Rasulullah SAW bersabda:“Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya… (di antaranya) dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul dan berpisah karena Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tantangan dalam Pertemanan dan Solusinya
Perbedaan Pendapat
Tidak jarang perbedaan pendapat menjadi pemicu perselisihan dalam pertemanan. Dalam Islam, perbedaan ini harus disikapi dengan sabar dan kepala dingin. Al-Qur’an mengajarkan:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maidah: 2)
Godaan Duniawi
Godaan duniawi seperti iri hati, dengki, atau persaingan tidak sehat seringkali merusak hubungan pertemanan. Islam mengajarkan untuk senantiasa bersikap qanaah (menerima dengan lapang dada) dan menjauhi sifat iri hati. Rasulullah SAW bersabda:
“Hati-hatilah kalian dari sifat hasad (dengki), karena hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud)
Kesalahpahaman
Kesalahpahaman dalam pertemanan dapat diatasi dengan komunikasi yang baik. Islam mengajarkan untuk tidak berprasangka buruk dan selalu mencari jalan damai. Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, atau saling membelakangi. Jadilah hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sahabat Sejati dalam Islam
Adab berteman dalam Islam adalah panduan lengkap yang mencakup aspek keimanan, moral, dan sosial. Dengan memahami dan mengamalkan adab-adab ini, seorang Muslim dapat menjalin hubungan yang penuh keberkahan, sekaligus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pertemanan yang diridai Allah adalah pertemanan yang didasari ketulusan, saling mengingatkan dalam kebaikan, dan menjaga ukhuwah hingga akhir hayat.